Jakarta (ANTARA) - Lembaga teknologi Jepang akan bekerja sama dengan perusahaan teknologi miltinasional Amerika, Nvidia untuk membuat superkomputer hybrid yang memiliki kemampuan komputasi kuantum untuk digunakan dalam penelitian maupun oleh perusahaan.

Menurut laporan Nikkei pada Minggu, National Institute of Advanced Industrial Science and Technology tengah membuat sistem cloud quantum-AI hybrid bernama ABCI-Q sebagai bagian dari inisiatif komputasi kuantum yang digalakkan Jepang.

Sebagai produsen chip kecerdasan buatan, Nvidia telah memasok Graphics Processing Unit (GPU) kepada ABCI-Q. Selain itu, perusahaan yang berbasis di Silicon Valley itu juga menyediakan perangkat lunak komputasi kuantum melalui layanan cloud.

Baca juga: Perdana, superkomputer berskala otak manusia hadir tahun depan

ABCI-Q dijadwalkan akan tersedia secara berbayar pada awal tahun fiskal 2025. Sistem tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti penelitian obat dan optimalisasi logistik.

Nvidia bekerja dengan laboratorium penelitian di Jerman dan Inggris dalam pengembangan komputasi kuantum, tetapi kolaborasi lebih luas yang melibatkan perangkat lunak jarang terjadi.

Meskipun mampu memecahkan masalah yang terlalu rumit untuk komputer konvensional, komputer kuantum rentan terhadap kesalahan bahkan ketika ada sedikit perubahan di lingkungan sekitarnya.

Baca juga: China luncurkan jaringan superkomputer nasional

Oleh karena itu, memadukannya dengan superkomputer dapat menyelesaikan masalah ini, membuat sistem lebih mudah digunakan untuk pemrosesan yang kompleks. Seorang peneliti dapat memasukkan masalah melalui sistem cloud dan menerima respons dari komputer.

Dengan membuka ketersediaan sistem ke sektor swasta, National Institute of Advanced Industrial Science and Technology berharap dapat membantu memajukan teknologi komputasi kuantum.

Baca juga: Komputer kuantum komersial pertama di Jepang mulai beroperasi

Baca juga: AS berencana bangun superkomputer tercepat di dunia