Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, menggelar rapat terbatas untuk membahas tentang penanganan bencana alam dan hubungan Indonesia dan Australia.
Menurut Presiden, dalam sesi pertama ia akan menerima penjelasan mengenai perkembangan terkini dari Menko Kesejahteraan Rakyat dan Kepala BNPB, terkait hal-hal yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi dan mencegah jatuhnya korban dalam bencana di Sinabung.
"Apa yang telah kita lakukan untuk membantu masyarakat kita lebih tenang ketika menghadapi dan mengalami musibah bencana alam yang tergolong dahsyat," ujarnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meningkatkan status Gunung Sinabung dari level "Siaga" menjadi "Awas" terhitung mulai Minggu (24/11) pukul 10.00 WIB.
Status Awas tersebut berpotensi menyebabkan makin meluasnya lontaran material berukuran 3-4 Cm yang jaraknya diperkirakan mampu mencapai 4 Km, sehingga masyarakat yang bermukim dalam radius 5 Km dari kawah Gunung Sinabung direkomendasikan untuk diungsikan.
Sementara itu, kata Presiden, di sesi kedua, akan dibahas mengenai perkembangan terbaru dalam hubungan Indonesia dan Australia pascatersiarnya kabar penyadapan yang dilakukan oleh Australia terhadap sejumlah pejabat Indonesia, termasuk di antaranya Presiden Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan bahkan Ibu Ani Yudhoyono.
"Terutama setelah PM Australia menyampaikan surat balasan terhadap surat saya, yang saya kirim beberapa saat yang lalu," katanya seraya menambahkan bahwa Pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah-langkah tepat terkait hal itu.
Pada Sabtu (23/11) Juru Bicara Presiden Julian A Pasha mengatakan bahwa Presiden Yudhoyono telah menerima surat balasan dari PM Australia saat Presiden melakukan kunjungan kerja di Bali.
Presiden bahas penanganan bencana dan penyadapan
26 November 2013 16:18 WIB
Ilustrasi. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) didampingi Wapres Boediono (kanan) memimpin rapat kabinet terbatas (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Pewarta: GNC Aryani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013
Tags: