Padang (ANTARA) - Buku mengenai sejarah Batang Arau/Muaro Padang pada abad ke-17 dan 18 yang berjudul "Bandar Padang Abad XVII-XVIII : Sejarah Masyarakat dan Tradisi", diluncurkan pada Festival Muaro, Sabtu.

Sekretaris Daerah Kota Padang Andree Algamar di Padang, Sabtu, menyebut Festival Muaro tahun ini tidak hanya menghadirkan hiburan bagi masyarakat tetapi juga diskusi dan peluncuran buku bertema sejarah.

"Kita mengikutkan puluhan guru sejarah SMP dalam diskusi bersama dua penulis buku tentang sejarah bandar atau Pelabuhan Muaro," katanya.

Ia menyebut buku tersebut penting bagi masyarakat Kota Padang, terutama untuk edukasi. Buku itu diharapkan membantu membuka pengetahuan dan wawasan siswa mengenai historis serta keberagaman Kota Padang pada masa lampau.

"Dengan adanya diskusi ini, kita harap literasi Kota Padang semakin meningkat serta generasi muda semakin memahami sejarah dan mencintai Kota Padang. Kemudian kita ingin agar seluruh warga Padang merasakan kebersamaan terkait Padang tempo dulu," ujarnya.

Baca juga: Festival Bebiduk Bersamo bangkitkan ekonomi sekitar Sungai Batanghari
Pemkot Padang akan terus mendorong semakin banyak buku terkait dengan Kota Padang sehingga minat anak-anak muda mengenali Padang semakin banyak.

Buku ini ditulis oleh Deddy Arsya dan Muhammad Iqbal. Deddy Arsya menjabarkan buku ini ditulis selama dua bulan. Buku yang berisikan 193 halaman itu menceritakan tentang Batang Arau atau disebut Bandar Padang dalam catatan sejarah budaya dan ekonomi.

"Tentunya kita harap buku ini bisa menjadi media pengetahuan bagi kita semua mengenai sejarah Kota Padang, khususnya pada abad 17 dan 18," katanya.

Selain peluncuran buku, Festival Muaro Padang menyajikan beragam acara, di antaranya Batang Arau Selaju Sampan, Urang Padang Bagamad, Karnaval Budaya serta Lomba Ikan Hias, Lomba Mewarnai Tingkat Anak TK sekaligus Lomba Video Reel IG dan Tiktok dengan Tema Kota Tua dan Batang Arau.

Dalam kegiatan itu juga dilangsungkan Peresmian Batang Arau sebagai Objek Wisata Baru dan penampilan Panggung Budaya Multi Etnik di beberapa gang Kota Tua.

Festival juga dimeriahkan Fashion Show Zaman Jadoel Gen-Z, Pameran Ekraf dan UMKM tempo doeloe, serta Pameran Motor Jadoel.

Baca juga: Sebanyak 80 UMKM meramaikan Festival Muaro Padang di libur Idul Fitri
Baca juga: Pemkot prediksi perputaran uang di Festival Muaro Padang Rp1,5 triliun