Mesir, AS dan Qatar terus upayakan gencatan senjata di Jalur Gaza
20 April 2024 17:04 WIB
Arsip foto - Seorang peserta mengikuti aksi damai untuk Palestina di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (24/11/2023). Aksi damai dengan melakukan penggalangan dana dan mendoakan para korban konflik itu juga berharap adanya perdamaian antara Palestina dan Israel. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/tom.
Johannesburg (ANTARA) - Pemerintah Mesir bersama Amerika Serikat dan Qatar berupaya keras mencapai kesepakatan gencatan senjata di tengah perang Israel di Jalur Gaza, demikian dikemukakan Menteri Luar Negeri Sameh Shoukry pada Jumat (19/4).
"Penting bagi Hamas dan Israel untuk menunjukkan keinginan politik, bertanggung jawab mencapai kesepakatan gencatan senjata, dan melindungi warga sipil," ujar Shoukry kepada penyiar pemerintah SABC di Pretoria setelah bertemu mitra Afrika Selatannya, Naledi Pandor.
Mesir, Qatar dan AS telah melakukan negosiasi gencatan senjata dan mengakhiri perang Israel yang dimulai pada Oktober.
“Penting bagi kami untuk terus fokus pada kehidupan dan keselamatan rakyat Palestina. Setelah lebih dari 33.000 orang terbunuh, yang di antaranya 20.000 perempuan dan anak-anak. Ini sangat mengerikan dan harus dihentikan. Kita harus mencapai gencatan senjata, memulangkan sandera dan tahanan,” katanya.
Shoukry juga menekankan perlunya menyediakan bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza dan harus diakui bahwa pemindahan paksa merupakan kejahatan perang.
Baca juga: Pembantaian terkait bantuan Gaza tanda Israel enggan capai perdamaian
“Kita harus mendapatkan kembali perdamaian dan keamanan serta cakrawala politik untuk memberikan hak-hak sah rakyat Palestina dan pembentukan negara mereka sejalan dengan Juni 1967 dan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” kata Shoukry.
Sementara itu mengenai meningkatnya permusuhan antara Israel dengan Iran, dia mengatakan "negara-negara di wilayah itu layak berada dalam kedamaian, keamanan, stabilitas dan hidup berdampingan dengan rukun dan bekerjasama."
Shoukry mengatakan bahwa Mesir telah memberi peringatan mengenai eskalasi yang mengarah kepada konflik yang lebih luas di kawasan itu yang membahayakan keamanan negara manapun.
Baca juga: Israel tolak rencana perdamaian yang diusulkan AS untuk Palestina
Sudah ada kerugian terhadap perekonomian global dengan adanya aktivitas militer di Laut Merah, yang juga harus ditangani, tambahnya.
Sementara Naledi Pandor mengatakan isu terpenting bagi komunitas internasional saat ini adalah keselamatan dan nyawa warga Palestina.
“Kita harus mencapai gencatan senjata, tujuan kita adalah melindungi seluruh rakyat Palestina dan mengakhiri pembantaian dan penyerangan terhadap warga Palestina yang menjadi fokus utama dan kami selalu mengatakan bahwa kami tidak ingin melihat peningkatan permusuhan. - dunia tidak membutuhkannya," kata Pandor.
"Yang kita butuhkan adalah perdamaian. Yang kita butuhkan adalah stabilitas, keamanan dan kita perlu memastikan tragedi mengerikan ini segera berakhir,” tambahnya.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Palestina: Tak ada perdamaian jika pendudukan Israel tak dihentikan
Baca juga: Menlu RI: Wujudkan solidaritas internasional demi perdamaian Palestina
Baca juga: Orang tua ingin kenalkan perdamaian dunia kepada anak lewat aksi bela Palestina
"Penting bagi Hamas dan Israel untuk menunjukkan keinginan politik, bertanggung jawab mencapai kesepakatan gencatan senjata, dan melindungi warga sipil," ujar Shoukry kepada penyiar pemerintah SABC di Pretoria setelah bertemu mitra Afrika Selatannya, Naledi Pandor.
Mesir, Qatar dan AS telah melakukan negosiasi gencatan senjata dan mengakhiri perang Israel yang dimulai pada Oktober.
“Penting bagi kami untuk terus fokus pada kehidupan dan keselamatan rakyat Palestina. Setelah lebih dari 33.000 orang terbunuh, yang di antaranya 20.000 perempuan dan anak-anak. Ini sangat mengerikan dan harus dihentikan. Kita harus mencapai gencatan senjata, memulangkan sandera dan tahanan,” katanya.
Shoukry juga menekankan perlunya menyediakan bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza dan harus diakui bahwa pemindahan paksa merupakan kejahatan perang.
Baca juga: Pembantaian terkait bantuan Gaza tanda Israel enggan capai perdamaian
“Kita harus mendapatkan kembali perdamaian dan keamanan serta cakrawala politik untuk memberikan hak-hak sah rakyat Palestina dan pembentukan negara mereka sejalan dengan Juni 1967 dan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” kata Shoukry.
Sementara itu mengenai meningkatnya permusuhan antara Israel dengan Iran, dia mengatakan "negara-negara di wilayah itu layak berada dalam kedamaian, keamanan, stabilitas dan hidup berdampingan dengan rukun dan bekerjasama."
Shoukry mengatakan bahwa Mesir telah memberi peringatan mengenai eskalasi yang mengarah kepada konflik yang lebih luas di kawasan itu yang membahayakan keamanan negara manapun.
Baca juga: Israel tolak rencana perdamaian yang diusulkan AS untuk Palestina
Sudah ada kerugian terhadap perekonomian global dengan adanya aktivitas militer di Laut Merah, yang juga harus ditangani, tambahnya.
Sementara Naledi Pandor mengatakan isu terpenting bagi komunitas internasional saat ini adalah keselamatan dan nyawa warga Palestina.
“Kita harus mencapai gencatan senjata, tujuan kita adalah melindungi seluruh rakyat Palestina dan mengakhiri pembantaian dan penyerangan terhadap warga Palestina yang menjadi fokus utama dan kami selalu mengatakan bahwa kami tidak ingin melihat peningkatan permusuhan. - dunia tidak membutuhkannya," kata Pandor.
"Yang kita butuhkan adalah perdamaian. Yang kita butuhkan adalah stabilitas, keamanan dan kita perlu memastikan tragedi mengerikan ini segera berakhir,” tambahnya.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Palestina: Tak ada perdamaian jika pendudukan Israel tak dihentikan
Baca juga: Menlu RI: Wujudkan solidaritas internasional demi perdamaian Palestina
Baca juga: Orang tua ingin kenalkan perdamaian dunia kepada anak lewat aksi bela Palestina
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: