Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menilai partai politik berbasis Islam paceklik tokoh kuat untuk dimajukan sebagai bakal calon presiden pada Pemilu 2014, sehingga menjadi penghambat pembentukan koalisi mereka.

"Mahfud MD memang bisa untuk menjadi tokoh namun pertanyaannya apakah para pemimpin partai Islam legowo dan mau mendukung dia," kata Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI, Syamsuddin Haris, di Jakarta, Senin.

Dia tidak yakin koalisi partai politik bisa bersaing dalam Pemilu 2014 karena jumlah suaranya tidak signifikan. Menurut dia, basis dukungan pemilih terhadap partai berbasis Islam apabila mengacu pada Pemilu 2004 dan Pemilu 2009 kurang lebih sebesar 30 persen.

"Lihat saja dari pemilu 1999 hingga 2009, jumlahnya kurang lebih 30 persen," ujarnya.

Dia menilai, walaupun secara demografis jumlah umat Islam di Indonesia sangat besar namun secara politik adalah minoritas.


Dia mencontohkan ketika Pemilu 1955 pemenang pemilu bukan dari partai Islam tetapi PNI yang berbasis nasionalis.

"Di Pemilu 1955 bukan partai Islam yang menang, namun PNI sedangkan Partai Masyumi di urutan kedua," katanya.

Selain itu dia menilai koalisi partai Islam lebih banyak gagal dibandingkan berhasil dalam perjalanan politik Indonesia. Dia mencontohkan, pada 1999 menjelang pemilihan presiden di MPR muncul Poros Tengah yang berhasil mengantarkan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai presiden.

"Poros Tengah berhasil memperjuangkan Gus Dur sebagai presiden namun yang menjatuhkan dia adalah kelompok itu juga," ujarnya.

Partai Persatuan Pembangunan kembali menggulirkan wacana koalisi partai-partai berbasis massa Islam menjadi satu kekuatan menjelang Pemilu Presiden 2014.

Konvensi itu untuk menjaring calon presiden yang mewakili umat muslim Indonesia secara menyeluruh. Melalui mekanisme tersebut, PPP mengharapkan dapat menjaring tokoh-tokoh alternatif bagi umat Islam.

PPP menilai melalui pelibatan parpol berbasis Islam atau berorientasi pemilih Islam dan organisasi masyarakat Islam maka ada penguatan yang terjadi di antara sesama muslim untuk meentukan nasib bangsa Indonesia

Hasil survei Lembaga Survei Nasional, di Jakarta pada Minggu (24/11), menyebutkan, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, dinilai sebagai tokoh yang paling bisa mempersatukan partai-partai berbasis massa Islam di pemilu 2014.

Berdasarkan hasil survei itu, sebanyak 16,4 persen responden memilih Mahfud sebagai sosok paling potensial untuk mempersatukan partai Islam.