Kemendag: Distribusi barang impor lancar meski geopolitik memanas
19 April 2024 16:25 WIB
Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Budi Santoso saat menghadiri webinar "Export Outlook 2024" di Jakarta, Rabu (27/12/2023). (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan bahwa hingga saat ini distribusi barang-barang impor masih masuk dalam kategori lancar meski situasi geopolitik di Timur Tengah sedang memanas.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Budi Santoso menyebutkan Kemendag terus memantau kondisi terkini, terlebih pada distribusi yang melalui jalur Terusan Suez.
"Biasanya yang melalui sana kan gandum, tapi sampai saat ini masih lancar, belum ada kendala," ujar Budi di Jakarta, Jumat.
Kemendag terus mendapat laporan terkini dari perwakilan dagang yang berada di luar negeri terkait dengan pengiriman barang-barang impor.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta para pelaku usaha untuk menahan impor produk konsumtif di tengah situasi ketidakpastian global yang terjadi saat ini.
Baca juga: Kemendag ajak konsumen Indonesia lebih kritis dalam pembelian barang
Baca juga: Kemendag tindaklanjuti usulan asosiasi soal bahan penolong tepung terigu
"Saya berharap bahwa impornya dalam situasi seperti sekarang bukan impor produk-produk konsumtif," kata Airlangga.
Airlangga juga mendorong para pelaku usaha dan masyarakat untuk belanja produk dalam negeri. Dengan begitu, perdagangan domestik bisa terpacu bukan dengan barang impor tetapi dengan barang dari dalam negeri sendiri.
Ia berharap sektor ritel dapat menjadi salah satu tulang punggung perekonomian nasional terutama pada saat ketidakpastian global yang tinggi terjadi.
Menurut Airlangga, sektor ritel banyak menyerap tenaga kerja. Selain itu, sektor ritel juga dinilai penting karena menjadi tempat untuk menyerap produksi dalam negeri.
Dia mengapresiasi keberadaan sektor ritel di Indonesia. Apalagi, sektor tersebut juga kini telah pulih dibandingkan periode pandemi COVID-19 yang lalu.
Airlangga berharap sektor ritel dapat dibentuk sebagai ritel modern yang juga menjadi salah satu outlet untuk pemenuhan kebutuhan pokok dan menjadi jendela (window) kenaikan harga. Dengan begitu, ritel modern dapat berperan untuk menjaga stabilitas harga.
Baca juga: Kemendag: Harga CPO naik dipengaruhi minyak nabati di China dan AS
Baca juga: Kemendag musnahkan barang impor ilegal senilai Rp9,3 miliar
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Budi Santoso menyebutkan Kemendag terus memantau kondisi terkini, terlebih pada distribusi yang melalui jalur Terusan Suez.
"Biasanya yang melalui sana kan gandum, tapi sampai saat ini masih lancar, belum ada kendala," ujar Budi di Jakarta, Jumat.
Kemendag terus mendapat laporan terkini dari perwakilan dagang yang berada di luar negeri terkait dengan pengiriman barang-barang impor.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta para pelaku usaha untuk menahan impor produk konsumtif di tengah situasi ketidakpastian global yang terjadi saat ini.
Baca juga: Kemendag ajak konsumen Indonesia lebih kritis dalam pembelian barang
Baca juga: Kemendag tindaklanjuti usulan asosiasi soal bahan penolong tepung terigu
"Saya berharap bahwa impornya dalam situasi seperti sekarang bukan impor produk-produk konsumtif," kata Airlangga.
Airlangga juga mendorong para pelaku usaha dan masyarakat untuk belanja produk dalam negeri. Dengan begitu, perdagangan domestik bisa terpacu bukan dengan barang impor tetapi dengan barang dari dalam negeri sendiri.
Ia berharap sektor ritel dapat menjadi salah satu tulang punggung perekonomian nasional terutama pada saat ketidakpastian global yang tinggi terjadi.
Menurut Airlangga, sektor ritel banyak menyerap tenaga kerja. Selain itu, sektor ritel juga dinilai penting karena menjadi tempat untuk menyerap produksi dalam negeri.
Dia mengapresiasi keberadaan sektor ritel di Indonesia. Apalagi, sektor tersebut juga kini telah pulih dibandingkan periode pandemi COVID-19 yang lalu.
Airlangga berharap sektor ritel dapat dibentuk sebagai ritel modern yang juga menjadi salah satu outlet untuk pemenuhan kebutuhan pokok dan menjadi jendela (window) kenaikan harga. Dengan begitu, ritel modern dapat berperan untuk menjaga stabilitas harga.
Baca juga: Kemendag: Harga CPO naik dipengaruhi minyak nabati di China dan AS
Baca juga: Kemendag musnahkan barang impor ilegal senilai Rp9,3 miliar
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024
Tags: