Rupiah melemah jadi Rp11.715 per dolar
25 November 2013 10:43 WIB
Kurs rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin (25/11) turun 13 poin dari posisi Rp11.702 per dolar AS pada 22 November. (FOTO ANTARA/Prasetyo Utomo)
Jakarta (ANTARa News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Senin pagi melemah menjadi Rp11.715 per dolar AS.
Kurs rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta turun 13 poin dari posisi Rp11.702 per dolar AS pada 22 November.
"Nilai tukar rupiah kembali melemah setelah pelaku pasar merespon hasil Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pekan lalu yang masih mensinyalkan adanya pengurangan stimulus keuangan," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan, pelaku pasar uang di dalam negeri masih khawatir The Federal Reserve Amerika Serikat akan mulai mengurangi pemberian stimulus moneter dalam waktu dekat.
"Akhir pekan lalu Presiden The Fed of Atlanta Dennis Lockhart dan Presiden The Fed of Kansas Ester George mengutarakan adanya kemungkinan pengurangan stimulus moneter pada pertemuan di Desember mendatang," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, investor juga cemas dengan berlarutnya defisit neraca perdagangan, inflasi tinggi dan perlambatan ekonomi Indonesia.
Kurs rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta turun 13 poin dari posisi Rp11.702 per dolar AS pada 22 November.
"Nilai tukar rupiah kembali melemah setelah pelaku pasar merespon hasil Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pekan lalu yang masih mensinyalkan adanya pengurangan stimulus keuangan," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan, pelaku pasar uang di dalam negeri masih khawatir The Federal Reserve Amerika Serikat akan mulai mengurangi pemberian stimulus moneter dalam waktu dekat.
"Akhir pekan lalu Presiden The Fed of Atlanta Dennis Lockhart dan Presiden The Fed of Kansas Ester George mengutarakan adanya kemungkinan pengurangan stimulus moneter pada pertemuan di Desember mendatang," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, investor juga cemas dengan berlarutnya defisit neraca perdagangan, inflasi tinggi dan perlambatan ekonomi Indonesia.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013
Tags: