Analis : Tensi panas di Timur Tengah berpotensi ciptakan efek domino
19 April 2024 14:34 WIB
Peluru kendali Iran, Emad. Rudal balistik ini diyakini turut ditembakkan Iran ke Israel pada 14 April 2024. (Mohammad Agah/Tasnim News Agency via Wikimedia Commons) (Mohammad Agah/Tasnim News Agency)
Jakarta (ANTARA) -
Seorang analis sekuritas menyampaikan bahwa tensi politik yang memanas dan berkepanjangan di kawasan Timur Tengah dapat menimbulkan efek domino ke pasar keuangan di tingkat global.
Ia menjelaskan, para pelaku pasar dikhawatirkan akan cenderung ‘cash out’ dan mengalihkan dananya ke instrumen investasi yang lebih aman.
“Dengan adanya konflik yang akan menimbulkan efek domino, dikhawatirkan investor akan cenderung 'cash out' dan mengalihkan ke instrumen yang cenderung aman,” ujar Senior Analyst MNC Sekuritas Herditya Wicaksana alias Didit kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Pasar saham domestik dan Asia respons negatif tensi di Timur Tengah
Dengan adanya konflik, lanjutnya, akan menimbulkan kenaikan harga komoditas terutama minyak mentah, kemudian, akan menimbulkan efek inflasi baik di negara berkembang ataupun negara maju.
Dengan tingginya tingkat inflasi khususnya di Amerika Serikat (AS), lanjutnya, akan menurunkan probabilitas The Federal Reserve (The Fed) untuk menurunkan tingkat suku bunga acuannya yang tentunya akan berpengaruh terhadap kebijakan bank sentral lainnya.
"Dengan tingginya inflasi khususnya di AS, maka akan menurunkan probabilitas The Fed untuk cut rate dan akan berpengaruh ke kebijakan bank sentral lainnya," ujar Didit.
Baca juga: Pakar: Intervensi di pasar valas untuk mitigasi konflik Iran-Israel
Dalam kesempatan ini, ia merekomendasikan pelaku pasar untuk mencermati perusahaan atau saham yang berkorelasi dengan komoditas di tengah peningkatan tensi politik di kawasan Timur Tengah.
“Pelaku pasar dapat mencermati emiten- emiten yang berkorelasi dengan komoditas dan dapat melakukan Buy on Weakness (BoW) terhadap emiten- emiten dengan fundamental dan kinerja yang baik,” ujar Didit.
Pasar saham Indonesia dan kawasan Asia bergerak melemah cukup signifikan pada perdagangan hari ini, Jumat (19/04) merespons peningkatan tensi politik yang sedang terjadi di kawasan Timur Tengah.
Hingga perdagangan pukul 14.15 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah 74,33 poin atau 1,04 persen ke posisi 7.092,47. Sedangkan, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 12,73 poin atau 1,36 persen ke posisi 922,77.
Baca juga: Peneliti: Konflik Iran-Israel picu arus modal keluar di pasar keuangan
Sementara itu, untuk bursa kawasan Asia, indeks Nikkei (Jepang) terpantau melemah 1.011,30 poin atau 2,66 persen ke 37.068,39, indeks Hang Seng (Hongkong) melemah 157,06 poin atau 0,96 persen ke 16.228,79.
Kemudian, indeks Shanghai (China) melemah 8,95 poin atau 0,29 persen ke 3.065,26, dan indeks Straits Times (Singapura) melemah 13,08 poin atau 0,41 persen ke 3.174,57.
Seorang analis sekuritas menyampaikan bahwa tensi politik yang memanas dan berkepanjangan di kawasan Timur Tengah dapat menimbulkan efek domino ke pasar keuangan di tingkat global.
Ia menjelaskan, para pelaku pasar dikhawatirkan akan cenderung ‘cash out’ dan mengalihkan dananya ke instrumen investasi yang lebih aman.
“Dengan adanya konflik yang akan menimbulkan efek domino, dikhawatirkan investor akan cenderung 'cash out' dan mengalihkan ke instrumen yang cenderung aman,” ujar Senior Analyst MNC Sekuritas Herditya Wicaksana alias Didit kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Pasar saham domestik dan Asia respons negatif tensi di Timur Tengah
Dengan adanya konflik, lanjutnya, akan menimbulkan kenaikan harga komoditas terutama minyak mentah, kemudian, akan menimbulkan efek inflasi baik di negara berkembang ataupun negara maju.
Dengan tingginya tingkat inflasi khususnya di Amerika Serikat (AS), lanjutnya, akan menurunkan probabilitas The Federal Reserve (The Fed) untuk menurunkan tingkat suku bunga acuannya yang tentunya akan berpengaruh terhadap kebijakan bank sentral lainnya.
"Dengan tingginya inflasi khususnya di AS, maka akan menurunkan probabilitas The Fed untuk cut rate dan akan berpengaruh ke kebijakan bank sentral lainnya," ujar Didit.
Baca juga: Pakar: Intervensi di pasar valas untuk mitigasi konflik Iran-Israel
Dalam kesempatan ini, ia merekomendasikan pelaku pasar untuk mencermati perusahaan atau saham yang berkorelasi dengan komoditas di tengah peningkatan tensi politik di kawasan Timur Tengah.
“Pelaku pasar dapat mencermati emiten- emiten yang berkorelasi dengan komoditas dan dapat melakukan Buy on Weakness (BoW) terhadap emiten- emiten dengan fundamental dan kinerja yang baik,” ujar Didit.
Pasar saham Indonesia dan kawasan Asia bergerak melemah cukup signifikan pada perdagangan hari ini, Jumat (19/04) merespons peningkatan tensi politik yang sedang terjadi di kawasan Timur Tengah.
Hingga perdagangan pukul 14.15 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah 74,33 poin atau 1,04 persen ke posisi 7.092,47. Sedangkan, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 12,73 poin atau 1,36 persen ke posisi 922,77.
Baca juga: Peneliti: Konflik Iran-Israel picu arus modal keluar di pasar keuangan
Sementara itu, untuk bursa kawasan Asia, indeks Nikkei (Jepang) terpantau melemah 1.011,30 poin atau 2,66 persen ke 37.068,39, indeks Hang Seng (Hongkong) melemah 157,06 poin atau 0,96 persen ke 16.228,79.
Kemudian, indeks Shanghai (China) melemah 8,95 poin atau 0,29 persen ke 3.065,26, dan indeks Straits Times (Singapura) melemah 13,08 poin atau 0,41 persen ke 3.174,57.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024
Tags: