Manado (ANTARA) - PT Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi (Samrat) Manado mengaktifkan Airport Emergency Committee (AEC) guna menanggulangi keadaan darurat di bandara akibat erupsi Gunung Ruang, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut).

"Komite Penanggulangan Keadaan Darurat adalah komite yang dibentuk dari perwakilan masing-masing instansi/unit kerja di bandar udara maupun di sekitarnya yang terkait dengan penanggulangan keadaan darurat seperti saat ini," kata GM Bandara Samrat Maya Damayanti, di Manado, Jumat.

Maya mengatakan Bandara Sam ratulangi mengaktifkan AEC yang berada di posko di lobi keberangkatan dengan tujuan untuk memonitor perkembangan dan juga penanganan penumpang serta koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait lainnya.

Pasca diberlakukannya penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado imbas dari erupsi Gunung Ruang, penutupan operasional Bandara Sam Ratulangi masih berlanjut di hari ke dua dimana berdasarkan Notam atau Notice To Airmen dengan nomor A1010/24 NOTAMR A1009/24.

Baca juga: Kemenag galang dana ringankan beban korban Gunung Ruang

"Sampai hari kedua ini peningkatan erupsi Gunung Ruang belum memungkinkan untuk dilakukannya penerbangan," katanya.

Pihak Angkasa Pura sendiri sudah melakukan paper test di beberapa titik di airside, setiap per jam untuk observasi pengamatan di lapangan atas sebaran abu vulkanik dampak erupsi gunung ruang.

Hingga pagi tadi, katanya, sebaran debu vulkanik masih cukup tinggi, namun diharapkan hingga sore nanti akan berkurang sehingga baru bisa dilakukan pembersihan runway.

Hasil dari laporan paper test dari pihak Angkasa Pura dan laporan perkembangan dari BMKG, kemudian koordinasi dengan pihak Otband wilayah VIII dan Airnav, baru bisa diputuskan apakah operasional bandara Sam Ratulangi bisa dibuka kembali.

Baca juga: Dampak erupsi Gunung Ruang pegawai-WBP Lapas Tagulandang dievakuasi
Baca juga: Tim SAR evakuasi 626 warga Tagulandang pascaerupsi Gunung Ruang