Iran: krisis berakhir jika Israel stop operasi militer di Palestina
19 April 2024 10:21 WIB
Arsip foto - Tim penyelamat bekerja di gedung konsulat Iran yang hancur di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024. Setidaknya lima orang, termasuk seorang komandan senior Iran, tewas dalam serangan udara Israel itu di gedung tersebut. (Xinhua/Ammar Safarjalani) (Xinhua/Ammar Safarjalani)
Moskow (ANTARA) - Duta Besar Iran untuk Moskow Kazem Jalali menyebut bahwa meningkatnya ketegangan di Timur Tengah saat ini dapat diselesaikan jika Israel menghentikan operasi militer terhadap Palestina.
“Alasan utama berlanjutnya krisis di kawasan ini adalah kejahatan rezim Zionis (Israel) terhadap penduduk sipil, terutama terhadap perempuan dan anak-anak di Gaza,” kata Dubes Jalali dalam sebuah resepsi untuk memperingati hari tentara Iran yang dilaporkan Sputnik, Jumat.
Kunci untuk menyelesaikan krisis saat ini, lanjutnya, terletak pada mengakhiri genosida terhadap warga Palestina. Jalil juga mengatakan Teheran menganggap tanggapannya terhadap serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus sudah selesai.
Namun pada saat yang sama siap menanggapi dengan cara yang lebih serius terhadap setiap langkah baru Israel terhadap Iran. Operasi melawan Israel, kata Jalali, bersifat terbatas dan tidak ditujukan terhadap sasaran sipil.
Pada 1 April, Israel melancarkan serangan udara terhadap gedung konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus, menghancurkan gedung tersebut. Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan tujuh anggotanya tewas dalam serangan itu, termasuk dua komandannya.
Pada tanggal 2 April, Kementerian Kesehatan Suriah mengatakan bahwa serangan itu juga telah menewaskan empat warga Suriah dan melukai 13 lainnya.
Kemudian pada 13 April, IRGC Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel dalam serangan langsung pertamanya di wilayah Israel, menurut data Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Juru bicara IDF Daniel Hagari mengatakan bahwa Israel telah mencegat 99 persen target udara yang ditembakkan Iran, termasuk semua drone. Televisi pemerintah Iran mengatakan semua rudal hipersonik mencapai sasarannya.
Sumber : Sputnik
Baca juga: Media Iran laporkan ledakan di dekat Bandara Isfahan, Iran
Baca juga: Retno: Indonesia tak ingin melihat eskalasi konflik di Timur Tengah
“Alasan utama berlanjutnya krisis di kawasan ini adalah kejahatan rezim Zionis (Israel) terhadap penduduk sipil, terutama terhadap perempuan dan anak-anak di Gaza,” kata Dubes Jalali dalam sebuah resepsi untuk memperingati hari tentara Iran yang dilaporkan Sputnik, Jumat.
Kunci untuk menyelesaikan krisis saat ini, lanjutnya, terletak pada mengakhiri genosida terhadap warga Palestina. Jalil juga mengatakan Teheran menganggap tanggapannya terhadap serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus sudah selesai.
Namun pada saat yang sama siap menanggapi dengan cara yang lebih serius terhadap setiap langkah baru Israel terhadap Iran. Operasi melawan Israel, kata Jalali, bersifat terbatas dan tidak ditujukan terhadap sasaran sipil.
Pada 1 April, Israel melancarkan serangan udara terhadap gedung konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus, menghancurkan gedung tersebut. Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan tujuh anggotanya tewas dalam serangan itu, termasuk dua komandannya.
Pada tanggal 2 April, Kementerian Kesehatan Suriah mengatakan bahwa serangan itu juga telah menewaskan empat warga Suriah dan melukai 13 lainnya.
Kemudian pada 13 April, IRGC Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel dalam serangan langsung pertamanya di wilayah Israel, menurut data Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Juru bicara IDF Daniel Hagari mengatakan bahwa Israel telah mencegat 99 persen target udara yang ditembakkan Iran, termasuk semua drone. Televisi pemerintah Iran mengatakan semua rudal hipersonik mencapai sasarannya.
Sumber : Sputnik
Baca juga: Media Iran laporkan ledakan di dekat Bandara Isfahan, Iran
Baca juga: Retno: Indonesia tak ingin melihat eskalasi konflik di Timur Tengah
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024
Tags: