Ternate (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara (Malut), akan melakukan ganti rugi rumah milik warga yang rusak akibat dihantam gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) yang mengguncang Kabupaten Pulau Morotai, Selasa lalu.

"Sebanyak 5 rumah warga di Desa Losuo Kecamatan Morotai Utara, Kabupaten Pulau Morotai, yang rusak akibat gempa bumi baru-baru ini, bakal diberi bantuan ganti rugi biaya kerusakannya oleh pemerintah melalui BPBD Morotai," kata Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Morotai Kusnadi Fonae di Ternate, Minggu.

Ia mengatakan, imbas dari bencana gempa tersebut, diketahui merusaki sekitar lima rumah warga di desa tersebut, yang termasuk dalam kategori rusak ringan. Bentuk kerusakannya adalah batu batanya saja yang runtuh, karena terdapat sejumlah rumah yang belum selesai dikerjakan, ada satu rumah warga yang hampir setengah dari dinding rumahnya yang runtuh dan nyaris menindis anaknya.

Menurut dia, akibat dari kerusakan tersebut, maka pihaknya akan borkoordinasi dengan Pemda setempat dan BNPB Pusat, sehingga korban kerusakan dapat diberi uang ganti rugi.

Dia memperkirakan, dari kerusakan yang didapanya dilapangan menyebutkan masing-masing dari jumlah lima rumah yang rusak akan dibantu biaya ganti rugi sebesar Rp5 juta per rumah.

"Dari hitungan kita setelah meninjau ke lapangan, ada lima rumah yang rusak ringan, yang diperkirakan biaya ganti ruginya per rumah mendapat Rp5 juta, sehingga jka digabungkan maka ke 5 rumah itu membutuhkan biaya sebesar Rp 25 juta," akuinya.

Sekedar diketahui Pemilik kelima rumah itu diantaranya adalah Unduku Selebes (45), Odi Barani (36), Halek Nani (42), Laige Laode Goa (51), dan Ismail Birahi (37 tahun). Mereka ini pemilik rumah yang tergolong rusak ringan.

Pihaknya sendiri sudah melaporkan dengan cara menyurat Badan Nasional Penangguangan Bencana (BNPB) untuk mendapat bantuan, sedangkan untuk empat Kecamatan lain termasuk di Kecamatan Morotai Jaya tidak ada masalah kerusakan dan korban akibat gempa yang terjadi, hanya di Lusuo saja terjadi kerusakan, sedangkan untuk kecamatan lain tidak ada masalah.

Menurut dia, alat pendeteksi tsunami yang berada di Desa Berebere, Morotai Utara, berbunyi saat terjadi gempa, makanya, sampai sekarang kita masih pantau, kalau di titik lain tidak masalah, hanya di Morotai Utara saja menyala.

Sebelumnya, data yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Selasa malam, gempa tektonik berkekuatan 6,2 skala Richter (SR) mengguncang Kabupaten Pulau Morotai, Selasa sekitar pukul 22.32 WIT.(*)