Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan stabilitas makroekonomi Indonesia di tengah volatilitas perekonomian global saat berdialog dengan Uni Eropa.

“Saya sampaikan kepada Komisioner Uni Eropa untuk Urusan Ekonomi Paolo Gentiloni mengenai kondisi makroekonomi Indonesia yang tetap tumbuh stabil di tengah volatilitas perekonomian global,” kata Sri Mulyani dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Menkeu turut menjelaskan bagaimana alat-alat fiskal Indonesia menjadi peredam guncangan, sehingga Indonesia dapat terus menjaga kestabilan kebijakan fiskal dan menciptakan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap perekonomian.

Menkeu mengatakan bahwa dialog tersebut menjadi tonggak sejarah penting dalam menjalin kolaborasi antara Indonesia dengan Uni Eropa. Dalam hal ini, kedua belah pihak menegaskan komitmen untuk memperdalam kerja sama yang dilandaskan pada prinsip perdagangan terbuka dan kerja sama multilateral yang kuat.

Bendahara Negara itu juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Uni Eropa terhadap Presidensi G20 Indonesia 2022 lalu dan juga terkait aksesi keanggotaan Indonesia pada Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD).

Menurutnya, dukungan tersebut tidak hanya penting secara simbolis, tapi juga memberikan dampak yang sangat bermakna dan substansial bagi kemajuan dan pembangunan Indonesia.

Untuk itu, Menkeu berharap pertemuan ini dapat menjadi titik awal dari era baru dalam hubungan Indonesia-Uni Eropa, menciptakan komitmen untuk membangun pemahaman bersama, serta meningkatkan rasa saling percaya.

“Mari kita buka jalan untuk memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Eropa,” kata Sri Mulyani.

Diketahui, Sri mulyani akan menghadiri IMF Spring Meetings di Washington, D.C.

Menkeu mengaku akan berbicara mengenai kondisi perekonomian global, regional, maupun nasional yang berubah begitu cepat dan volatil selama beberapa hari ke depan dengan adanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan juga di berbagai belahan dunia yang dampaknya yang sangat besar bagi perekonomian global, baik dari sisi harga komoditas, nilai tukar, tingkat inflasi, hingga suku bunga global.

Baca juga: Menkeu bahas dengan ADB kelanjutan pemensiunan pembangkit batu bara
Baca juga: Menkeu: Transisi energi hadapi kompleksitas politik dan sosial