Antisipasi Sebaran Flu Burung, Pemerintah Siapkan Pasokan Oseltamivir
23 Agustus 2006 17:28 WIB
Jakarta (ANTARA News) - Guna menanggulangi penyebaran infeksi flu burung (Avian Influenza/AI) ke manusia, Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari menegaskan, pemerintah telah menyiapkan pasokan Oseltamivir/Tamiflu yang menjadi anti-virus AI yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pemerintah Indonesia pada 2005 menerima 563.8000 kapsul tersebut, yakni 3.800 kapsul dari WHO, 500.000 kapsul dari Lembaga Bantuan Amerika Serikat (USAID)-WHO, 50.000 kapsul dari perusahaan farmasi nasional (PT Tempo), dan 10.000 kapsul dari Lembaga Ekonomi Taiwan (Economic of Taiwan), katanya kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
"Semuanya sudah didistribusikan ke 33 Dinas Kesehatan Provinsi, 44 rumah Menteri Kesehatan.sakit rujukan, 10 Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Dinas Kesehatan Kabupaten di delapan provinsi," katanya.
Ia menambahkan, pada 2006 Departemen Kesehatan juga telah mengadakan pembelian 12 juta kapsul Oseltamivir/Tamiflu, yang lima juta kapsul diantaranya didistribusikan ke 33 Dinas Kesehatan Provinsi, 44 rumah sakit rujukan, 323 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), 7.615 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dan pasokan persediaan (stockpilling).
"Sedangkan, dua juta kapsul lainnya saat ini sedang dalam proses pengadaan, dan lima juta kapsul sedang diproduksi oleh BUMN," katanya.
Jumlah tersebut, menurut dia, dinilai mencukupi untuk memenuhi kebutuhan antivirus AI di tanah air dengan kondisi sebaran infeksi AI seperti saat ini.
Selain menyediakan pasokan antivirus AI, pemerintah juga telah menyiagakan 44 rumah sakit rujukan dan meningkatkan kapasitas laboratorium lokal untuk mengantisipasi penularan virus influenza tipe A subtipe H5N1.
Menurut dia, pihaknya telah melengkapi ke-44 rumah sakit rujukan dengan ruangan khusus untuk manajemen kasus flu burung, serta membangun dan merenovasi ruang isolasi pasien di sejumlah rumah sakit.
"Sebanyak 32 rumah sakit eks rujukan SARS sudah dilengkapi dengan ruang isolasi dan 12 rumah sakit lainnya masih dalam proses," katanya.
Sindroma gangguan saluran perfasan akut (SARS) beberapa tahun lalu sempat merebak pula di Indonesia, sebelum menyebar dan jatuhnya korban lantaran AI di sejumlah wilayah.
Menkes mengemukakan pula, Depkes juga telah memberikan pelatihan bagi dokter dan tenaga medis yang bertugas menangani kasus AI, selain memberikan bantuan peralatan laboratorium untuk pemeriksaan kepada dua laboratorium rujukan nasional, yakni Eijkman di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI)/RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes).
Bantuan sejenis, ujar Menkes, diberikan ke delapan laboratorium regional, tiga Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, delapan Balai Laboratorium Kesehatan dan 23 laboratorium rumah sakit.
"Training bagi petugas laboratorium juga sudah dilakukan," demikian Siti Fadilah Supari. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006
Tags: