Rangkasbitung (ANTARA) - Harga beras medium pada tingkat pengecer di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak, Banten berangsur menurun sehingga mengurangi beban ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah.

"Kami merasa lega dan senang adanya penurunan harga beras itu," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Yani di Rangkasbitung, Lebak, Kamis.

Saat ini, harga beras medium di tingkat pengecer di Pasar Rangkasbitung untuk KW 1 dijual Rp13.600/kilogram, KW 2 Rp12.600/kg dan KW 3 Rp11.700/kg.

Harga beras medium tersebut terus berangsur menurun dibandingkan pada Maret 2024 untuk KW 1 Rp14.800/kg, KW 2 Rp13.900/kg dan KW Rp13.500/kg.

Baca juga: BPS catat harga beras penggilingan turun 0,87 persen selama Maret 2024

Turunnya harga beras itu karena tibanya musim panen raya di berbagai daerah Provinsi Banten, juga gencarnya program bantuan pangan yang digulirkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan mendistribusikan beras sebanyak 10 kilogram untuk masyarakat miskin.
Selain itu juga Perum Bulog Lebak - Pandeglang mendistribusikan beras stabilisasi harga dan pasokan pangan (SPHP) ke kios dan toko di pasar tradisional Rangkasbitung.

Karena itu, menurunnya harga beras medium dipastikan dapat meringankan beban ekonomi masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah.

"Kami berharap harga beras kembali normal dengan harga kisaran Rp8.500 hingga Rp10.000/kg," kata Yani.

Nurhayati (45), warga Cibadak Kabupaten Lebak, mengaku harga beras medium mulai berangsur turun dibandingkan bulan Maret 2024 lalu.

Baca juga: Dirut Bulog prediksi harga beras tidak turun ke harga semula
Sekarang, beras medium KW 2 dengan harga Rp12.600/kilogram dari sebelumnya yang Rp13.900/kilogram.

"Kami membeli beras sebanyak 10 kilogram dengan harga Rp126.000 dan bisa untuk konsumsi keluarga dua pekan ke depan,"kata Nurhayati.

H Ujang (65) seorang pedagang beras di pasar Rangkasbitung mengatakan dipastikan harga beras medium terus berangsur menurun karena pasokan melimpah.

Saat ini, dirinya dipasok beras dari petani lokal hingga 10 ton per pekan, karena memasuki musim panen raya.

Selain itu juga pasokan beras melimpah dari Perum Bulog melalui program SPHP ke kios-kios dan pengecer.

"Kami berharap harga beras kembali normal dan omzet penjualan meningkat," kata Ujang.