"Sikap NU sama dengan Pemerintah Indonesia menuntut dan mendesak gencatan senjata segera dan mendesak agar kekerasan segera dihentikan," ujar Gus Yahya, sapaannya, di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, apabila konflik tidak segera diredam, maka berpotensi masuk ke dalam eskalasi yang lebih besar dan melibatkan banyak pihak.
Ia juga khawatir konflik yang terjadi dapat membuka ruang bagi kelompok-kelompok radikal dan teroris bangkit lagi, karena memiliki momentum untuk melakukan sesuatu.
Baca juga: Politikus: Perlu antisipasi kebijakan politik dalam perang Iran-Israel
Hak veto merupakan hak istimewa yang dimiliki anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk membatalkan keputusan, ketetapan, rancangan peraturan dan undang-undang, atau resolusi organisasi dunia tersebut.
"Amerika misalnya masih memveto resolusi PBB untuk gencatan senjata di Gaza. Di mana-mana sepanjang sejarah selalu sudah seperti hukum alam, setiap terjadi konflik apalagi konflik dengan kekerasan, makin lama makin banyak pihak yang terlibat. Ini masalah waktu," kata Gus Yahya.
Baca juga: Ketua F-PKS harap Indonesia usulkan proposal ke PBB usai serangan Iran
"Selama diskusi tadi, posisi China dan posisi Indonesia sama dalam (menyikapi) isu ini dan Bapak Presiden (Jokowi) juga menyampaikan keyakinannya bahwa China akan menggunakan pengaruhnya agar eskalasi dapat dicegah," kata Menlu Retno.
Sejak pecahnya konflik terbaru yang dipicu serangan Israel terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024, Indonesia terus menggencarkan diplomasi agar dampak konflik tidak semakin meluas.
Baca juga: Retno: RI dan China punya posisi yang sama sikapi konflik Iran-Israel