Banyuwangi (ANTARA News) - Perhelatan seni tradisional "Paju Gandrung Sewu" di Pantai Boom, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (23/11), akan melibatkan 1.053 pasangan penari atau 2.106 orang.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada wartawan di Banyuwangi, Jumat, mengatakan bahwa aksi kolosal ribuan penari gandrung ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Banyuwangi Festival yang diselenggarakan sejak September hingga Desember mendatang.

Beberapa agenda festival terkait pariwisata yang sudah lebih dulu digelar adalah Banyuwangi Ethno Carnival, Festival Kuwung, Festival Batik, lomba balap sepeda internasional Tour de Ijen, dan Banyuwangi Beach Jazz Festival.

"Paju Gandrung Sewu merupakan sebuah pertunjukan yang menggambarkan cuplikan cerita kesenian gandrung yang berkembang di masyarakat Banyuwangi. Parade ribuan penari ini akan memperkuat atraksi wisata budaya di Bumi Blambangan, Banyuwangi," kata bupati.

Sehari sebelum pertunjukan, bupati bersama Forum Pimpinan Daerah, tokoh masyarakat dan puluhan penari gandrung melepas 242 ekor tukik (anak penyu) di Pantai Boom. Jumlah tukik yang dilepas sesuai dengan angka hari jadi Banyuwangi tahun ini.

Pertunjukan kolosal penari gandrung dengan busana warna merah menyala di pantai yang terletak di Selat Bali tersebut, digelar mulai sekitar pukul 14.30 WIB hingga menjelang matahari terbenam.

Abdullah Azwar Anas mengatakan penari yang terlibat dalam pertunjukan tahun kedua ini mulai anak usia sembilan tahun hingga peserta tertua 71 tahun.

Pada perhelatan pertama 2012, pertunjukan Paju Gandrung Sewu baru diikuti sekitar 1.000 penari atau sesuai dengan namanya "sewu" yang dalam bahasa lokal berarti seribu. Namun, untuk tahun ini ada tambahan sekitar 1.000 penari pengiring atau biasa disebut "paju".

Koordinator Panitia Paju Gandrung Sewu, Budianto, mengatakan pertunjukan Tari Gandrung yang ada di masyarakat terdiri dari tiga segmen, yakni diawali "Podo Nonton" yang menampilkan tarian Jejer Gandrung, kemudian "Paju Gandrung", dan ditutup dengan "Seblang Subuh".

"Jejer Gandrung telah kita hadirkan seribu penari tahun lalu. Giliran tahun ini Pajuatau penari pengiringnya yang ditampilkan," jelasnya.

Ia menambahkan aksi Tari Gandrung kolosal dijadikan perhelatan khusus karena melibatkan interaksi dengan masyarakat, dimana Paju adalah para penonton pria yang ikut diajak menari.

"Paju Gandrung sering dihadirkan saat masyarakat Osing (penduduk asli Banyuwangi) menggelar hajatan," tambah Budianto.

Selain 2.106 penari, perhelatan ini juga melibatkan sedikitnya 161 orang seninam lainnya, termasuk puluhan penabuh gamelan (wiyogo) dan pesinden.