Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Jumat sore bergerak naik satu poin menjadi Rp11.701 per dolar AS dari posisi terakhir hari sebelumnya (21/11).

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan sentimen pasar uang yang bervariasi membuat nilai mata uang domestik terhadap dolar AS tidak banyak berfluktuasi.

"Sentimen cendrung didominasi dari (faktor) eksternal, terutama dari AS. Angka pengangguran Amerika Serikat dan inflasi belum mencapai angka yang ditetapkan The Federal Reserve untuk melakukan tapering off stimulus keuangannya," jelasnya.

Namun, lanjut dia, dalam perkembangannya hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memberikan sinyal stimulus Amerika Serikat bisa dilakukan lebih cepat.

Kondisi itu, menurut dia, membuat pelaku pasar uang lebih memilih melihat dan menunggu dengan menempatkan asetnya di safe haven untuk menjaga nilainya.

"Kalaupun nilai tukar rupiah menguat, diperkirakan tidak terlalu signifikan," kata dia.

Sementara analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, penguatan rupiah masih tertahan khawatiran pelaku pasar uang terhadap kemungkinan the Fed yang mengurangi pemberian stimulus keuangannya dalam waktu dekat.

"Investor juga cemas dengan berlarutnya defisit neraca perdagangan dan current account, tingginya inflasi, dan perlambatan ekonomi Indonesia sehingga penguatan rupiah cenderung terbatas," kata dia.