Beograd, Serbia (ANTARA News) - Direktur pusat pelatihan sepak bola Nasional "House of Football Serbia," Predrag Djalovic, menawari tim sepak bola Indonesia untuk berlatih di Serbia.

Tawaran itu disampaikan Predrag Djalovic kepada delegasi KONI Pusat yang diketuai Ketua KONI Pusat Tono Suratman saat meninjau pusat pelatihan sepakbola nasional Serbia, yang terletak di Stara Pazova, Serbia, Kamis siang.

Dalam kunjungan ke pusat olah raga sepakbola Serbia, ketua KONI didampingi Duta Besar RI untuk Serbia Semuel Samson dan Wakil Ketua Umum bidang Kerja Sama Luar Negeri dan Hukum KONI Immanuel Inkiriwang serta Wakil Ketua Umum Bidang Pembinaan Prestasi Olah Raga Pendidikan dan Penataran Suwarno Siparsono.

Dubes Semuel Samson mengakui pusat olahraga sepakbola nasional dikelola secara profesional sehingga Serbia layak disebut sebagai negara yang memiliki keunggulan di bidang olahraga.

Profesionalisme serta kepercayaan UEFA dan FIFA ikut membantu dalam pembangunan pusat olah raga sepak bola di Serbia yang kemudian dikelola secara mandiri.

Ia mengatakan, dengan dilakukannya penandatangan kerja sama antara KONI Pusat dan Asosiasi Olahraga Serbia (SAS), maka kedua negara memasuki era baru dalam hubungan kerja sama khususnya pembinaan olah raga kedua negara.

Dubes mengharapkan kerja sama Indonesia dengan Serbia bisa terus ditingkatkan khususnya bulu tangkis dan pencak silat.

KONI pusat juga mengadakan peninjauan berbagai fasilitas yang dimiliki oleh pusat sepak bola nasional Serbia yang luasnya mencapai 12 hektare dan dikembangkan menjadi 29 hektare dilengkapi dengan pembangunan dua komplek latihan cabang lainnya seperti bulu tangkis dan bolatangan.

Pusat olahraga Serbia memiliki lapangan sepak bola yang mendapat bantuan dari Michel Platini, bukan hanya untuk cabang sepak bola tetapi juga cabang olahraga seperti tenis, bola tangan dan basket.

Delegasi KONI ke Serbia juga berkunjung ke berbagai pusat pendidikan dan sport science serta sport centre di kota Novi Sad sekitar satu jam dari Beograd. Komplek di tengah kota Novi Sad itu dibangun sejak 1981 dan tempat untuk latihan berbagai cabang mulai dari boling, tinju, basket, hingga kolam renang dengan standar olimpiade.

"Bagusnya komplek olahraga dengan berbagai fasilitas juga bisa dimanfaatkan untuk tempat konser musik," ujar Sri Eni Diponegoro yang menjadi penerjemah dari KBRI Serbia. Bahkan komplek olahraga itu juga dimanfaatkan untuk bisnis dan pameran serta pertokoan dan restoran.

"Suatu ide yang bagus membuat komplek olah raga yang menyatu dengan bisnis," ujar Tono Suratman.