Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis kembali ditutup melemah yakni sebesar 24,58 poin menyusul tertekannya mata uang rupiah.

IHSG BEI ditutup turun sebesar 24,58 poin atau 0,56 persen ke posisi 4.326,21. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 5,08 poin (0,70 persen) ke level 722,01.

"Tekanan jual saham-saham domestik terlihat sejak mata uang rupiah mengalami depresiasi terhadap dolar AS," ujar Analis PT Anugerah Sekurindo Indah, Bertoni Rio di Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan bahwa tekanan IHSG BEI dipimpin oleh saham sektor konsumer, keuangan, pertambangan, perdagangan, dan konstruksi.

Ia menambahkan koreksi di bursa-bursa saham global menambah sentimen negatif bagi indeks BEI. Terkoreksinya bursa saham global dipicu dari ekspektasi pasar bahwa pengurangan stimulus keuangan The Fed akan dipercepat seiring dengan membaiknya ekonomi AS.

"Kondisi itu mendorong pelaku pasar asing di bursa domestik membukukan jual bersih saham (foreign net sell) pada Kamis ini sebesar Rp525,677 miliar," kata dia.

Analis HD Capital, Yuganur Wijanaroko menambahkan secara teknikal IHSG telah melewati batas level bawah di posisi 4.375 poin. Namun jika pelemahan IHSG masih berlanjut maka potensi menyentuh level 4.235 dapat terjadi.

Menurut dia, investor dapat melakukan transaksi beli saham untuk jangka pendek dalam kondisi pasar yang berfluktuasi seperti ini.

Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 107.837 kali dengan volume mencapai 3,26 miliar lembar saham senilai Rp4,10 triliun. Efek yang mengalami penguatan sebanyak 89 saham, sebanyak 176 saham melemah, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 95 saham.

Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng melemah 120,57 poin (0,51 persen) ke level 23.580,29, indeks Nikkei-225 naik 289,52 poin (1,92 persen) ke level 15.365,60, dan Straits Times melemah 12,24 poin (0,38 persen) ke posisi 3.171,99.