Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah pada Kamis sore melanjutkan pelemahan menjadi Rp11.702 per dolar AS setelah hasil pertemuan the Fed memicu spekulasi di pasar bahwa stimulus keuangan kemungkinan dipangkas lebih cepat dari perkiraan.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore bergerak melemah sebesar 42 poin menjadi Rp11.702 dibanding posisi sebelumnya, Rabu (20/11) Rp11.660 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa the Fed memperkirakan ekonomi AS akan terus menunjukkan pemulihan sehingga pengurangan stimulus keuangan dalam beberapa bulan mendatang dapat dilakukan.
"Program pembelian obligasi (quantitaive easing/QE) oleh the Fed yang sebesar 85 miliar dolar AS per bulan telah mendukung pertumbuhan aset di pasar berkembang. Dikuranginya stimulus akan membuat sentimen negatif pasar berkembang," kata dia.
Menurut dia, kondisi itu akan membuat nilai tukar rupiah masih di bawah tekanan seiring dengan investor yang masih khawatir bahwa tapering akan terjadi lebih cepat.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan bahwa membaiknya ekonomi China juga tidak berdampak signifikan terhadap mata uang rupiah.
Selain itu, lanjut dia, laporan dari Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memangkas estimasi pertumbuhan global menjadi 2,7 persen tahun ini dari sebelumnya 3,1 persen. Pada tahun 2014, PDB dipangkas menjadi 3,6 persen dari empat persen menambah sentimen negatif bagi pasar domestik.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Kamis ini tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.717 dibanding sebelumnya (20/11) di posisi Rp11.631 per dolar AS.
Rupiah lanjutkan pelemahan menjadi Rp11.702
21 November 2013 17:19 WIB
ILUSTRASI (ANTARANews/ferly)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013
Tags: