New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS menguat terhadap euro pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah risalah pertemuan Federal Reserve pada Oktober menunjukkan bank sentral sangat dekat untuk mengurangi program stimulusnya.

Risalah mengatakan anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memperkirakan ekonomi dan pasar tenaga kerja akan terus bergerak maju "dan dengan demikian akan menjamin pemangkasan laju pembelian asetnya dalam beberapa bulan mendatang", lapor AFP.

Itu kontras dengan perkiraan beberapa ekonom dalam dua minggu terakhir yang menempatkan peluncuran "pengurangan" program pembelian aset 85 miliar dolar AS per bulan The Fed sampai Maret atau lebih lambat.

Berita tersebut mengirim imbal hasil (yield) obligasi AS naik tajam, obligasi pemerintah AS 10-tahun terangkat menjadi 2,79 persen dari 2,70 persen sebelum risalah dirilis.

Pada pukul 22.00 GMT (Kamis pukul 05.00 WIB), euro turun menjadi 1,3435 dolar dari 1,3535 dolar pada akhir Selasa.

Dolar pada dasarnya datar terhadap mata uang Jepang, melemah menjadi 100,03 yen dari 100,13 yen, sementara euro jatuh menjadi 134,40 yen dari 135,53 yen.

Dolar datang dari penurunan awal perdagangan menyusul pidato Ketua Fed Ben Bernanke yang lebih "dovish" untuk suku bunga daripada risalah tersebut.

Tetapi menempatkan keduanya bersama-sama, masih ada kemungkinan bahwa The Fed bisa mengambil langkah pertama untuk memangkas program aset pada pertemuan Desember.

"Tidak ada keraguan bahwa Federal Reserve semakin dekat lagi untuk mulai pengurangan moderat pembelian asetnya," kata Harm Bandholz di UniCredit.

Namun, ia memperingatkan, "Ketidakpastian utama bagi sebagian besar anggota FOMC tetap, namun, apakah perbaikan pasar tenaga kerja ini berkelanjutan."

Pound Inggris sedikit lebih rendah pada 1,6101 dolar dari 1,6120 dolar. Dolar naik menjadi 0,9163 franc Swiss dari 0,9111 franc.


Penerjemah: Apep Suhendar