Stimulasi dini dapat bantu cerdaskan bayi
20 November 2013 20:02 WIB
ilustrasi Petugas kesehatan membujuk bayi untuk membuka mulutnya saat akan meneteskan imunisasi di salah satu Pos Yandu di Kelurahan Nunu, Kecamatan Tatanga, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (3/10). (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Jakarta (ANTARA News) - Praktisi Neurosains Terapan, Anne Gracia, mengatakan stimulasi dini sejak empat tahun pertama bayi dilahirkan dapat membantu kecerdasannya kelak.
"Setelah dilahirkan, bayi perlu mendapatkan stimulus agar menjadi anak cerdas di masa belajarnya nanti," katanya di sela acara "Zwitsal Baby Spa: Cara Baru Stimulasi Dini Buah Hati Anda" di Jakarta, Rabu.
Menurut Anne, pada waktu bayi lahir, fungsi otak belum bekerja maksimal karena jalinan saraf antar sel otak belum padat.
Stimulus pada bayi sejak dini dapat membantu kematangan struktur otak dan sistem saraf.
Ia menambahkan, empat tahun pertama adalah momen penting karena merupakan periode sel-sel otaknya berkembang dan mencapai 80 persen dari potensinya.
Pemberian stimulasi pada bayi mencakup enam yakni stimulus taktil (perabaan, belaian dan sentuhan), stimulus visual, stimulus auditori (pendengaran), stimulus vestibular (keseimbangan), stimulus olfaktori (penciuman), stimulus proprioseptif (otot, sendi dan ligamen) dan stimulus gustatory (pengecap).
Anne mengatakan keenam stimulus ini dapat diterapkan ke dalam sejumlah ritual perawatan sehari-hari bayi. Di antaranya pemijatan dan sentuhan (stimulus taktil), mandi (stimulus vestibular) dan pemberian wewangian (stimulus olfaktori).(*)
"Setelah dilahirkan, bayi perlu mendapatkan stimulus agar menjadi anak cerdas di masa belajarnya nanti," katanya di sela acara "Zwitsal Baby Spa: Cara Baru Stimulasi Dini Buah Hati Anda" di Jakarta, Rabu.
Menurut Anne, pada waktu bayi lahir, fungsi otak belum bekerja maksimal karena jalinan saraf antar sel otak belum padat.
Stimulus pada bayi sejak dini dapat membantu kematangan struktur otak dan sistem saraf.
Ia menambahkan, empat tahun pertama adalah momen penting karena merupakan periode sel-sel otaknya berkembang dan mencapai 80 persen dari potensinya.
Pemberian stimulasi pada bayi mencakup enam yakni stimulus taktil (perabaan, belaian dan sentuhan), stimulus visual, stimulus auditori (pendengaran), stimulus vestibular (keseimbangan), stimulus olfaktori (penciuman), stimulus proprioseptif (otot, sendi dan ligamen) dan stimulus gustatory (pengecap).
Anne mengatakan keenam stimulus ini dapat diterapkan ke dalam sejumlah ritual perawatan sehari-hari bayi. Di antaranya pemijatan dan sentuhan (stimulus taktil), mandi (stimulus vestibular) dan pemberian wewangian (stimulus olfaktori).(*)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: