Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan menggelar "direct promotion" atau penjualan langsung paket-paket wisata Sulawesi di Hotel Haris, Batam, pada Jumat (22/11).

Pada ajang tersebut, pemerintah akan memfasilitasi pertemuan antar industri pariwisata yang menjual paket wisata Sulawesi pada industri pariwisata yang berminat membeli paket wisata (business meeting/table top).

''Saat ini sudah ada 25 orang (buyers) dari Singapura dan Johor, dan Batam yang berminat membeli paket wisata Sulawesi. Sebagai sellers adalah industri dari Sulawesi dan daerah lainnya yang menjual paket-paket wisata ke daerah Sulawesi,'' kata Kepala Subdit Promosi Wilayah Kalimantan dan Sulawesi, Kemenparekraf, Trindiana Tikupasang dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu.

Menurut ia, kedudukan Sulawesi dari sisi peta pariwisata nasional amat strategis, karena kini Makassar di Sulawesi Selatan telah menjadi gerbang dengan jaringan penerbangan udara langsung yang menghubungkan kota-kota besar di Indonesia bahkan penerbangan internasional.

Ia mencontohkan di Sulawesi Selatan ada Pantai Losari dan Tana Toraja. Lalu, Sulawesi Tenggara ada Taman Nasional Wakatobi yang amat terkenal dengan keindahan alam bawah laut. Kemudian, di Sulawesi Utara juga ada Taman Laut Bunaken yang juga terkenal dengan keindahan alam bawah laut.

Trindiana mengharapkan "direct promotion" berupa table top tersebut dapat mencuri minat 4,5 juta wisatawan dalam negeri yang kerap pergi ke luar negeri dan wisatawan asing yang ada di Batam, sehingga, bisa mencapai target kunjungan wisatawan asing sebesar 8,6 juta orang pada tahun 2013.

Apalagi, itu juga didukung oleh pertumbuhan "out going" wisatawan dalam negeri yang terus meningkat cukup besar dan tarif angkutan udara yang relatif murah (low cost carrier) dan juga libur ganda.

''Ada libur sekolah dan libur akhir tahun. Tentu, ini potensi pasar yang tinggi dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih 220 juta orang,'' demikian Trindiana. (*)