Arus Balik
810 pemilir "Mudik Gratis Naik Kapal Perang" tiba di Jakarta
15 April 2024 15:59 WIB
Sejumlah pemilir dengan kendaraan bermotor bersiap untuk kembali ke rumah masing-masing usai mengikuti program “Mudik Gratis Naik Kapal Perang” menggunakan KRI Banda Aceh-593 di Dermaga Mako Kolinlamil, Jakarta, Senin (15/4/2024). (ANTARA/Rio Feisal)
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 810 pemilir program "Mudik Gratis Naik Kapal Perang" tiba di Dermaga Markas Komando (Mako) Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta, Senin, sekitar pukul 14.10 WIB
Ratusan pemilir tersebut menaiki Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis Landing Platform Dock (LPD), KRI Banda Aceh-593. Selain itu, KRI tersebut mengangkut 181 sepeda motor yang dibawa oleh para pemilir.
"Ini arahnya dari Surabaya, kemudian singgah di Semarang mengangkut pemudik kembali. Dari Surabaya kemarin jumlahnya 310. Kemudian sisanya itu diangkut dari Semarang, Jawa Tengah," kata Panglima Kolinlamil Laksda TNI Hudiarto Krisno Utomo di Mako Kolinlamil, Jakarta, Senin.
Hudiarto menjelaskan program tersebut merupakan program tahunan untuk mengakomodasi para pemudik maupun pemilir, terutama yang menggunakan sepeda motor.
"Apabila kita lihat dalam berita beberapa waktu belakangan ini banyak terjadi kecelakaan, diharapkan dengan pemudik yang menggunakan sepeda motor ini diangkut menggunakan KRI maka akan menekan angka kecelakaan, terutama saat pemilir ini mengalami kelelahan," ujarnya.
Sementara itu, ia mengatakan pihaknya turut memperkenalkan generasi muda yang menaiki KRI Banda Aceh-593 terkait kemaritiman hingga TNI AL.
"Selama perjalanan kami juga memperkenalkan tentang kebaharian, kemaritiman, tentang Angkatan Laut, ada sosialisasi juga," jelasnya.
Oleh sebab itu, ia mengharapkan masyarakat dapat memahami bahwa tugas TNI AL tidak sebatas operasi militer, tetapi meliputi operasi kemanusiaan maupun angkutan arus mudik dan arus balik.
"Sehingga mereka tahu kalau kami ini merupakan bagian dari rakyat. TNI ini kan bagian utuh dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat, dan kapal ini dibeli dari pajak rakyat, sehingga mereka bisa menikmati dan tahu," ujarnya.
Adapun ia menargetkan pada tahun depan akan ada penambahan KRI yang dimanfaatkan untuk angkutan mudik maupun arus balik.
Walaupun demikian, ia menyebut pihaknya telah menyiapkan dua KRI tambahan bila terjadi lonjakan penumpang.
"Kami kemarin telah siap juga dengan dua KRI lain, KRI Teluk Parigi dengan KRI Teluk Youtefa di-stand by-kan di wilayah timur. Kami siapkan apabila tidak ada (kapal) ataupun animo penumpang tinggi," katanya.
Ia menambahkan dua KRI tersebut disiagakan di Surabaya, Jawa Timur, dan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) 3 Makassar, Sulawesi Selatan.
Ratusan pemilir tersebut menaiki Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis Landing Platform Dock (LPD), KRI Banda Aceh-593. Selain itu, KRI tersebut mengangkut 181 sepeda motor yang dibawa oleh para pemilir.
"Ini arahnya dari Surabaya, kemudian singgah di Semarang mengangkut pemudik kembali. Dari Surabaya kemarin jumlahnya 310. Kemudian sisanya itu diangkut dari Semarang, Jawa Tengah," kata Panglima Kolinlamil Laksda TNI Hudiarto Krisno Utomo di Mako Kolinlamil, Jakarta, Senin.
Hudiarto menjelaskan program tersebut merupakan program tahunan untuk mengakomodasi para pemudik maupun pemilir, terutama yang menggunakan sepeda motor.
"Apabila kita lihat dalam berita beberapa waktu belakangan ini banyak terjadi kecelakaan, diharapkan dengan pemudik yang menggunakan sepeda motor ini diangkut menggunakan KRI maka akan menekan angka kecelakaan, terutama saat pemilir ini mengalami kelelahan," ujarnya.
Sementara itu, ia mengatakan pihaknya turut memperkenalkan generasi muda yang menaiki KRI Banda Aceh-593 terkait kemaritiman hingga TNI AL.
"Selama perjalanan kami juga memperkenalkan tentang kebaharian, kemaritiman, tentang Angkatan Laut, ada sosialisasi juga," jelasnya.
Oleh sebab itu, ia mengharapkan masyarakat dapat memahami bahwa tugas TNI AL tidak sebatas operasi militer, tetapi meliputi operasi kemanusiaan maupun angkutan arus mudik dan arus balik.
"Sehingga mereka tahu kalau kami ini merupakan bagian dari rakyat. TNI ini kan bagian utuh dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat, dan kapal ini dibeli dari pajak rakyat, sehingga mereka bisa menikmati dan tahu," ujarnya.
Adapun ia menargetkan pada tahun depan akan ada penambahan KRI yang dimanfaatkan untuk angkutan mudik maupun arus balik.
Walaupun demikian, ia menyebut pihaknya telah menyiapkan dua KRI tambahan bila terjadi lonjakan penumpang.
"Kami kemarin telah siap juga dengan dua KRI lain, KRI Teluk Parigi dengan KRI Teluk Youtefa di-stand by-kan di wilayah timur. Kami siapkan apabila tidak ada (kapal) ataupun animo penumpang tinggi," katanya.
Ia menambahkan dua KRI tersebut disiagakan di Surabaya, Jawa Timur, dan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) 3 Makassar, Sulawesi Selatan.
Pewarta: Rio Feisal
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024
Tags: