"Minta maaf secara terbuka kepada pemerintah Indonesia," kata Ketua Umum Gerakan Pemuda Sehat Provinsi Papua, Hendrik Yance Udam, yang didampingi kolega-koleganya, di Abepura, Kota Jayapura, Papua, Rabu.
Penyadapan badan intelijen Australia kepada Indonesia itu tindakan tidak terpuji dan mencederai hubungan kedua negara. "Tindakan itu tidak bersahabat dan tidak bermartabat, tidak menunjukkan sikap dan itikad baik sebagai negara tetangga yang punya hubungan diplomatik," kata Udam.
Penyadapan itu, kata dia, "Menunjukkan Australia menerapkan sistem ganda. Berwajah dua, dengan datang ke Indonesia tawarkan kerjasama di sejumlah bidang termasuk di Papua, tapi kenyataannya punya visi-misi yang bertolak belakang."
Rekannya, Ketua Badko HMI Papua dan Papua Barat, Sudin Rettob, menegaskan, pemerintah Indonesia harus lebih tegas lagi.
"Jika tidak, usir saja duta besar Australia di Jakarta sebagai bentuk sikap protes kita. Indonesia bangsa besar, bermartabat, dan mempunyai harga diri. Tetapi jika ini telah dirusak negara tetangga seperti Australia, saya kira tidak perlu dikasih hati," katanya.