Malang (ANTARA News) - Komisi Pemilihan Umum Kota Malang, Jawa Timur, menggelar program "goes to school" untuk menjaring pemilih pemula yang jumlahnya cukup besar di daerah itu.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang Zainudin, Rabu, mengatakan potensi pemilih pemula di kota pendidikan itu cukup besar, diperkirakan mencapai 25 sampai 30 persen dari jumlah pemilih yang masuk daftar pemilih tetap (DPT) sekitar 607.875 jiwa.

"Sosialisasi di sekolah-sekolah, khususnya jenjang SMA ini sangat penting karena pelajar merupakan pemilih pemula," kata Zainudin yang membidangi Divisi SDM, Organisasi dan Hubungan Partisipasi Masyarakat KPU Kota Malang.

Menurut dia, materi sosialisasi pada pelajar tersebut, selain hal-hal yang berkaitan dengan teknis pemilihan, KPU juga mengajak siswa untuk menyalurkan aspirasi politiknya berdasarkan hati nurani, bukan karena iming-iming sesuatu atau imbalan tertentu dari para calon legislatif (caleg).

Sosialisasi yang dikemas dalam program goes to school itu tidak hanya dilaksanakan di sekolah-sekolah yang berstatus negeri, tapi juga swasta.

Selain menyasar para pemilih pemula di sekolah-sekolah, lanjutnya, dalam waktu dekat ini juga mulai menggarap pemilih perempuan yang jumlahnya lebih banyak dari kaum laki-laki. Perempuan yang sudah masuk DPT pemilihan legislatif 2014 mencapai 309.888 jiwa, sedangkan laki-laki h anya sebanyak 297.987 jiwa.

Ia mengakui sosialisasi pemilihan legislatif yang digelar pada April 2014 itu tidak dilakukan sendirian, tapi juga menggandeng relawan demokrasi yang telah dibentuk beberapa waktu lalu dan sudah dibekali berbagai materi terkait pemilu legislatif.

Tugas relawan demokrasi yang berjumlah 25 orang itu adalah sebagai penghubung sekaligus yang menyiapkan segala sesuatu ketika KPU akan menggelar sosialisasi di lingkungan masyarakat, bahkan menjadi petugas sosialisasi partisipasi pemilih bagi masyarakat di sekitarnya.

"Berbagai elemen akan kita sasar untuk sosialisasi ini, yakni elemen perempuan, pemilih pemula, keagamaan, disabelitas, dan warga di daerah pinggiran. Semua kegiatan sosialisasi akan melibatkan relawan demokrasi," katanya, menambahkan.

Sementara di Kabupaten Malang, sosialisasi pemilihan legislatif tidak hanya dikemas dengan tatap muka antara KPU dengan warga dan alemen lainnya, namun juga disesuaikan dengan kultur masyarakat setempat.

Contohnya, jika di wilayah tertentu masyarakatnya senang pengajian, maka sosialisasinya juga melalui pengajian. Namun, jika daerah tersebut sedang dengan hiburan tarian kuda lumping (jaranan) juga melalui kesenian tersebut.