Jokowi: kondisi waduk di Jakarta buruk
19 November 2013 22:42 WIB
Alat berat digunakan untuk mengeruk lumpur di Waduk Pluit, Jakarta, Kamis (5/9). Pemerintah DKI Jakarta akan menggunakan lumpur waduk di Jakarta untuk menguruk atau mereklamasi pantai di pesisir Jakarta. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa) ()
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menilai kondisi waduk-waduk yang ada di wilayah ibukota saat ini masih terbilang buruk.
"Kondisi seluruh waduk di Jakarta sekarang ini buruk karena sudah puluhan tahun tidak dikeruk. Bayangkan saja, puluhan tahun. Sehingga endapan lumpurnya banyak sekali, dan waduk tidak mampu menampung banyak air," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa.
Oleh karena itu, menurut Jokowi, program penanganan banjir melalui pengerukan waduk-waduk di ibukota akan terus dilakukan hingga 2014 mendatang.
"Sampai tahun depan, pengerjaan pengerukan waduk akan terus kita lakukan, sehingga kedalaman yang ideal bisa kita capai dan waduk benar-benar dapat menjalankan fungsinya sebagai penampung air," ujar Jokowi.
Dia menuturkan pengerukan yang dilakukan hingga akhir tahun ini masih belum bisa mencapai kedalaman yang ideal, sehingga harus dilanjutkan hingga tahun depan.
"Kalau sampai akhir tahun ini, paling-paling kedalamannya baru mencapai 20 persen. Sedangkan, menurut kita, kedalaman yang ideal itu adalah sekitar empat meter," tutur Jokowi.
Idealnya, sambung dia, pengerjaan pengerukan waduk dilakukan secara terus-menerus setiap hari, dan disertai dengan perawatan dan pemeliharaan, sehingga kondisi waduk senantiasa terpantau dengan baik.
Meskipun demikian, dia menyadari terdapat kendala yang menghambat proses pengerukan waduk di Jakarta, yaitu banyaknya pemukiman warga di bantaran waduk-waduk tersebut.
"Banyaknya pemukiman warga itu menyulitkan pergerakan alat-alat berat kita ketika bekerja, seperti eskavator. Selain itu, rumah-rumah warga juga mudah sekali ambles, sehingga harus hati-hati sekali ketika melakukan pengerukan," ungkap Jokowi.
Dia menambahkan pengerjaan pengerukan waduk seharusnya dibarengi juga dengan pembangunan rumah susun (rusun), sehingga ketika akan dilakukan pengerukan, warga sudah lebih dulu direlokasi ke rusun yang tersedia. (R027)
"Kondisi seluruh waduk di Jakarta sekarang ini buruk karena sudah puluhan tahun tidak dikeruk. Bayangkan saja, puluhan tahun. Sehingga endapan lumpurnya banyak sekali, dan waduk tidak mampu menampung banyak air," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa.
Oleh karena itu, menurut Jokowi, program penanganan banjir melalui pengerukan waduk-waduk di ibukota akan terus dilakukan hingga 2014 mendatang.
"Sampai tahun depan, pengerjaan pengerukan waduk akan terus kita lakukan, sehingga kedalaman yang ideal bisa kita capai dan waduk benar-benar dapat menjalankan fungsinya sebagai penampung air," ujar Jokowi.
Dia menuturkan pengerukan yang dilakukan hingga akhir tahun ini masih belum bisa mencapai kedalaman yang ideal, sehingga harus dilanjutkan hingga tahun depan.
"Kalau sampai akhir tahun ini, paling-paling kedalamannya baru mencapai 20 persen. Sedangkan, menurut kita, kedalaman yang ideal itu adalah sekitar empat meter," tutur Jokowi.
Idealnya, sambung dia, pengerjaan pengerukan waduk dilakukan secara terus-menerus setiap hari, dan disertai dengan perawatan dan pemeliharaan, sehingga kondisi waduk senantiasa terpantau dengan baik.
Meskipun demikian, dia menyadari terdapat kendala yang menghambat proses pengerukan waduk di Jakarta, yaitu banyaknya pemukiman warga di bantaran waduk-waduk tersebut.
"Banyaknya pemukiman warga itu menyulitkan pergerakan alat-alat berat kita ketika bekerja, seperti eskavator. Selain itu, rumah-rumah warga juga mudah sekali ambles, sehingga harus hati-hati sekali ketika melakukan pengerukan," ungkap Jokowi.
Dia menambahkan pengerjaan pengerukan waduk seharusnya dibarengi juga dengan pembangunan rumah susun (rusun), sehingga ketika akan dilakukan pengerukan, warga sudah lebih dulu direlokasi ke rusun yang tersedia. (R027)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: