Dubes Sudan hadiri peluncuran pendidikan Quran "online"
19 November 2013 20:58 WIB
ilustrasi Replika Al-Quran Raksasa Dua orang melihat replika Al-Quran raksasa yang di pajang di Masjid Raya Al-Azhom, Tangerang, Banten, Senin (4/11). Selain untuk menyambut tahun baru Islam 1435 H, Al-Quran raksasa tersebut juga menyemarakan fetival Al-Azhom 2013. (ANTARA FOTO/Lucky.R)
Bandarlampung (ANTARA News) - Duta Besar Sudan untuk Indonesia Abdullah Al Rahim Rahim Al Sidiq menghadiri peluncuran sebuah lembaga pendidikan tinggi Al Quran berbasis daring (dalam jaringan komputer) atau "online" bernama Shuffah Al Quran Abdullah bin Masud (SQABM).
Selain Dubes Sudan, acara yang berlangsung di Pondok Pesantren Al-Fatah Muhajirun, Natar Lampung Selatan, Selasa, juga dihadiri oleh perwakilan Dubes Palestina dan perwakilan Menteri Agama RI, perwakilan Menteri Kehutanan dan Menkominfo dan perwakilan Gubernur Lampung.
Dubes Sudan Abdullah Al Rahim Al Sidiq dalam kesempatan itu mengatakan bahwa dirinya menyambut baik ada lembaga pendidikan tinggi Alquran berbasis online ini.
Saat ini lanjutnya umat Muslim mengalami kemunduran karena tidak berpegang pada Alquran dan sunah. Karena itu perlu umat Muslim harus kembali meraih kemuliaann kejayaan kembali dengan cara berpegang teguh pada Alquran dan sunah.
Dubes Sudan mengingatkan dalam mempelajari Alquran harus dengan sungguh-sungguh, tidak hanya mengetahui cara membacanya, tetapi juga arti dan maknanya.
Ia mengatakan bahwa Rasul Muhammad SAW adalah saudaranya Alquran, akhlaknya adalah Alquran, dan Nabi Muhammad merupakan Alquran yang berjalan.
Dubes Sudan itu juga mengingatkan bahwa musuh Islam telah mengintai dan dengan berbagai cara agar umat Muslim tidak dapat mempelajari Alquran dan sunah.
Ketua SQABM Yakhsyallah Mansur mengatakan bahwa latar belakang pendirian lembaga ini adalah melihat realita saat ini jutaan Muslim tidak memiliki kesempatan mempelajari Alquran karena berbagai alasan, terutama alasan ekonomi, sosial, dan geografis.
Menurut dia, umat Islam yang hidup di daerah minoritas atau negara berideologi komunisme sulit bagi mereka untuk dapat menyelenggarakan lembaga pendidikan berbasis Islam yang diakui oleh pemerintah setempat.
Ia menjelaskan ada dua keunggulan dalam metode yang ditawarkan lembaga ini, yakni metode "online" dapat memudahkan pengguna, apalagi pihaknya mendapat dukungan penuh dari PT Telkom Indonesia yang menyediakan layanan internet melalui jaringan fiber optik.(*)
Selain Dubes Sudan, acara yang berlangsung di Pondok Pesantren Al-Fatah Muhajirun, Natar Lampung Selatan, Selasa, juga dihadiri oleh perwakilan Dubes Palestina dan perwakilan Menteri Agama RI, perwakilan Menteri Kehutanan dan Menkominfo dan perwakilan Gubernur Lampung.
Dubes Sudan Abdullah Al Rahim Al Sidiq dalam kesempatan itu mengatakan bahwa dirinya menyambut baik ada lembaga pendidikan tinggi Alquran berbasis online ini.
Saat ini lanjutnya umat Muslim mengalami kemunduran karena tidak berpegang pada Alquran dan sunah. Karena itu perlu umat Muslim harus kembali meraih kemuliaann kejayaan kembali dengan cara berpegang teguh pada Alquran dan sunah.
Dubes Sudan mengingatkan dalam mempelajari Alquran harus dengan sungguh-sungguh, tidak hanya mengetahui cara membacanya, tetapi juga arti dan maknanya.
Ia mengatakan bahwa Rasul Muhammad SAW adalah saudaranya Alquran, akhlaknya adalah Alquran, dan Nabi Muhammad merupakan Alquran yang berjalan.
Dubes Sudan itu juga mengingatkan bahwa musuh Islam telah mengintai dan dengan berbagai cara agar umat Muslim tidak dapat mempelajari Alquran dan sunah.
Ketua SQABM Yakhsyallah Mansur mengatakan bahwa latar belakang pendirian lembaga ini adalah melihat realita saat ini jutaan Muslim tidak memiliki kesempatan mempelajari Alquran karena berbagai alasan, terutama alasan ekonomi, sosial, dan geografis.
Menurut dia, umat Islam yang hidup di daerah minoritas atau negara berideologi komunisme sulit bagi mereka untuk dapat menyelenggarakan lembaga pendidikan berbasis Islam yang diakui oleh pemerintah setempat.
Ia menjelaskan ada dua keunggulan dalam metode yang ditawarkan lembaga ini, yakni metode "online" dapat memudahkan pengguna, apalagi pihaknya mendapat dukungan penuh dari PT Telkom Indonesia yang menyediakan layanan internet melalui jaringan fiber optik.(*)
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: