Riyadh (ANTARA News) - Arab Saudi pada Senin mengesampingkan hubungan apa pun dengan Israel, yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengannya, setelah surat kabar Inggris melaporkan bahwa kedua negara itu dapat menggalang upaya terhadap Iran.

Kerajaan itu, pesaing utama Iran di kawasan tersebut, tidak memiliki hubungan atau kontak dengan Israel dalam bentuk apa pun atau di tingkat mana pun, kata juru bicara menteri luar negeri seperti dikutip kantor berita negara tersebut, SPA, lapor AFP.

Di bawah berita utama berjudul "Dua musuh lama bersatu melawan Teheran", koran Inggris "Sunday Times" menyatakan Israel dan Arab Saudi bekerja sama pada "rencana darurat untuk kemungkinan serangan terhadap Iran jika kegiatan nuklirnya tidak diatasi secara berarti.

"Sebagai bagian dari pertumbuhan kerja sama itu, Riyadh dipahami sudah memberi lampu hijau untuk pesawat Israel menggunakan wilayah udaranya dalam hal terjadi serangan terhadap Iran," kata dia.

Juru bicara Saudi itu menyatakan laporan itu "sama sekali tidak berdasar".

Saudi, yang berpenduduk sebagian besar Sunni, terkunci dalam berdasawarsa persaingan dengan Iran, yang berpenduduk sebagian besar Syiah, sementara Israel mencurigai Teheran diam-diam membuat senjata nuklir dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan tentara.

Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik dengan negara Yahudi itu.

Pada 2002, kerajaan itu mengajukan prakarsa perdamaian, yang menawarkan Israel pengakuan diplomatik penuh dari semua negara Arab dalam pertukaran untuk pengembalian tanah Arab, yang didudukinya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu menyampaikan penentangannya terhadap sebagian kesepakatan dengan Iran mengenai kegiatan nuklirnya, beberapa hari sebelum negara besar melanjutkan pembicaraan dengan Teheran.

"Saya kira masalah dengan sebagian kesepakatan ialah kalian mengurangi hukuman," kata Netanyahu dalam wawancara televisi di acara CNN, "State of the Union", yang ditayangkan pada Minggu.

Netanyahu dengan tegas menentang gagasan peredaan hubungan sebagai imbalan bagi pembatasan kegiatan nuklir Iran, sebagaimana diajukan oleh yang disebut kelompok P5+1 -Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China, Rusia ditambah Jerman.


Penerjemah: Boyke Soekapdjo