Pria yang akrab disapa Cak Awi ini menyebut terciptanya toleransi mampu membingkai keberagaman yang menjadi bagian di tengah kehidupan masyarakat tanah air.
Perbedaan suku, rasa, dan agama bukan menjadi penghalang berjalannya pembangunan bagi kemajuan bangsa. Toleransi mampu menjadi dorongan menjaga keberagaman yang sudah ada.
"Masyarakat selalu hidup berdampingan satu sama lain, mari bekerja sama menjaga," tutur dia.
Dampaknya adalah terjaminnya stabilisasi keamanan dalam negeri. Masyarakat tidak mudah terpecah dengan beragam isu yang datang berbagai arah.
"Persatuan, kesatuan, dan gotong-royong itu yang menyatukan masyarakat," ucap Cak Awi.
Kekuatan toleransi, kata dia, bisa didapati di Surabaya yang memiliki kemajemukan. Contohnya yakni setiap menjelang perayaan hari besar keagamaan, pemerintah kota (pemkot) setempat selalu memasang berbagai ornamen tertentu di beberapa titik, salah satunya ditempatkan di balai kota.
Tak sebatas itu saja, Balai Kota Surabaya juga menjadi lokasi pelaksanaan hari besar keagamaan. Tahun ini digelar Hari Raya Natal dan Nyepi, kemudian berlanjut dengan pelaksanaan Shalat Id.
Pemkot mampu menghadirkan kenyamanan dan keamanan bagi seluruh pemeluk agama.
"Situasi sudah sangat terbangun sangat baik, dan saya yakin Pak Wali Kota memikirkan tentang itu," ujar Cak Awi.
Cak Awi berharap perayaan Hari Raya Idul Fitri semakin menyatukan seluruh elemen yang ada di Kota Surabaya.
"Kita saling memaafkan semua kesalahan, membangun persaudaraan, tali silaturahim, kesatuan, persatuan, dan gotong royong agar negara dan kota ini semakin maju," kata Ketua DPRD Kota Surabaya ini.
Baca juga: Pimpinan DPRD Surabaya sebut mudik tingkatkan kepedulian antarsesama
Baca juga: DPRD Surabaya dukung program pemkot "Satu Gamis Satu Sarjana"
Baca juga: Pimpinan DPRD Surabaya sebut mudik tingkatkan kepedulian antarsesama
Baca juga: DPRD Surabaya dukung program pemkot "Satu Gamis Satu Sarjana"