PDIP: Megawati-Prabowo miliki ikatan batin meski belum bertemu
10 April 2024 11:43 WIB
Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah usai menunaikan shalat Idul Fitri di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/4/2024). (ANTARA/Narda Margaretha Sinambela)
Jakarta (ANTARA) - Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengungkapkan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto memiliki ikatan batin yang kuat meskipun belum bertemu secara fisik setelah Pilpres 2024.
"Meskipun mungkin secara fisik belum bertemu, antara hati Ibu Megawati dan Pak Prabowo, saya kira sudah saling kontak batin," ujar Basarah di kawasan Lenteng Agung, Jakarta, Rabu.
Ia pun menegaskan Megawati memiliki hubungan yang sangat baik dengan calon presiden pemenang Pilpres 2024, sebab tak ada perpecahan di antara keduanya.
Basarah meyakini keduanya sepakat kompetisi pemilihan presiden adalah sistem negara yang dilakukan setiap lima tahun sekali dalam rangka melanjutkan pembangunan bangsa. Keduanya juga sepakat bahwa pemilu merupakan wujud dari tradisi demokrasi.
"Sekali lagi, tidak pada tempatnya kalau kita harus mengatakan, diperlukan rekonsiliasi antara Ibu Mega dan Pak Prabowo," katanya.
Selain itu, dia juga menyoroti tahapan persidangan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) atau sengketa Pemilu 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK)yang tengah berjalan.
Menurutnya, tahapan itu harus dihormati sampai MK mengumumkan hasilnya pada Senin (22/4).
Oleh karena itu, rencana pertemuan Megawati dan Prabowo dapat dilakukan setelah penetapan hasil MK usai.
"Sekali lagi mari kita ikuti aturan bernegara kita bahwa PDI Perjuangan masih menunggu hasil PHPU di MK yang prosesnya masih belum selesai," pungkas Basarah.
"Meskipun mungkin secara fisik belum bertemu, antara hati Ibu Megawati dan Pak Prabowo, saya kira sudah saling kontak batin," ujar Basarah di kawasan Lenteng Agung, Jakarta, Rabu.
Ia pun menegaskan Megawati memiliki hubungan yang sangat baik dengan calon presiden pemenang Pilpres 2024, sebab tak ada perpecahan di antara keduanya.
Basarah meyakini keduanya sepakat kompetisi pemilihan presiden adalah sistem negara yang dilakukan setiap lima tahun sekali dalam rangka melanjutkan pembangunan bangsa. Keduanya juga sepakat bahwa pemilu merupakan wujud dari tradisi demokrasi.
"Sekali lagi, tidak pada tempatnya kalau kita harus mengatakan, diperlukan rekonsiliasi antara Ibu Mega dan Pak Prabowo," katanya.
Selain itu, dia juga menyoroti tahapan persidangan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) atau sengketa Pemilu 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK)yang tengah berjalan.
Menurutnya, tahapan itu harus dihormati sampai MK mengumumkan hasilnya pada Senin (22/4).
Oleh karena itu, rencana pertemuan Megawati dan Prabowo dapat dilakukan setelah penetapan hasil MK usai.
"Sekali lagi mari kita ikuti aturan bernegara kita bahwa PDI Perjuangan masih menunggu hasil PHPU di MK yang prosesnya masih belum selesai," pungkas Basarah.
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024
Tags: