Gibran hadiri Sholat Idul Fitri di Balai Kota Surakarta
10 April 2024 09:08 WIB
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka (jongkok) bersama putranya Jan Ethes hadiri Sholat Idul Fitri 1445 H di halaman Balai Kota Surakarta, Rabu (10/4/2024) pagi. ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Solo (ANTARA) - Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka yang juga calon wakil presiden terpilih bersama keluarga mengikuti Shalat Idul Fitri 1445 Hijriah di halaman Balai Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah, Rabu, sekitar pukul 06.30 WIB.
Gibran Rakabuming Raka didampingi istri, Selvi Ananda dan kedua anaknya yakni Jan Ethes dan Lembah Manah hadir di Balai Kota Surakarta mengikuti Shalat Idul Fitri bersama ratusan warga lainnya.
Bahkan, pada Shalat Idul Fitri di Balai Kota Surakarta juga dihadiri oleh Wakil Wali Kota Surakarta, Teguh Prakosa, Ketua DPRD Surakarta, Budi Prasetyo, Kepala Polresta Surakarta Kombes Pol Iwan Saktiadi dan sejumlah pejabat lainnya di lingkungan Kota Surakarta.
Pada acara Sholat Idul Fitri di halaman Balai Kota Surakarta, bertindak sebagai Imam, dari Pengasuh Ponpes Tahfidz wa Ta'limil Qur'an Masjid Agung, K.H. Ibrahim Asfari SH Al Hafidz. Sedangkan, Sholat Idul Fitri kemudian dilanjutkan dengan khotbah yang disampaikan oleh Rektor UIN RM Said Surakarta, Prof.Dr.H.Toto Suharto.
Rektor UIN RM Said Surakarta, Prof.Dr.H.Toto Suharto dalam khotbah menyampaikan tentang penerapan Islam Moderat sesuai yang disampaikan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Indonesia.
Baca juga: Mantan Ketua MK ajak manfaatkan momen Lebaran untuk rekonsiliasi
Dia mengatakan puasa adalah memupuk keberagamaan moderasi agama. Moderasi ini, istilah cara pandang mengambil posisi adil atau di tengah antara paham yang ada di Indonesia.
Mengingat, moderasi praktek, tapi bukan cara agama. Karena agama, sudah moderat. Berikut, strategi kebudayaan Indonesia yang heterogen. Watak moderasi tidak ada kekerasan baik verbal maupun non verbal.
Pada puasa ini, kata dia, juga cinta Tanah Air dan kebangsaan tinggi. Seperti, hal ilmu fikih dalam berbuka menyesuaikan di tempat berbuka. Demikian jadwal sholat. Setidaknya ceramah mengangkat moderasi beragama hingga terkait budaya lokal. Antara agama dan budaya, sejatinya saling menguatkan.
Sementara itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka usai Sholat Idul Fitri mengatakan Sholat Idul Fitri di Balai Kota Surakarta berjalan dengan lancar.
"Acara kami lanjutkan open house di Rumah Dinas Loji Gandrung Solo. Terima kasih untuk media dan selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir batin. Pokoknya sehat selalu nanti yang mudik semoga dilancarkan perjalanannya," kata Gibran usai Sholat Idul Fitri.
Baca juga: Khatib: Lebaran bukan sekadar baju baru, tetapi peningkatan ketakwaan
Baca juga: Jusuf Kalla ajak Muslim lanjutkan ibadah yang baik usai Ramadhan
Gibran Rakabuming Raka didampingi istri, Selvi Ananda dan kedua anaknya yakni Jan Ethes dan Lembah Manah hadir di Balai Kota Surakarta mengikuti Shalat Idul Fitri bersama ratusan warga lainnya.
Bahkan, pada Shalat Idul Fitri di Balai Kota Surakarta juga dihadiri oleh Wakil Wali Kota Surakarta, Teguh Prakosa, Ketua DPRD Surakarta, Budi Prasetyo, Kepala Polresta Surakarta Kombes Pol Iwan Saktiadi dan sejumlah pejabat lainnya di lingkungan Kota Surakarta.
Pada acara Sholat Idul Fitri di halaman Balai Kota Surakarta, bertindak sebagai Imam, dari Pengasuh Ponpes Tahfidz wa Ta'limil Qur'an Masjid Agung, K.H. Ibrahim Asfari SH Al Hafidz. Sedangkan, Sholat Idul Fitri kemudian dilanjutkan dengan khotbah yang disampaikan oleh Rektor UIN RM Said Surakarta, Prof.Dr.H.Toto Suharto.
Rektor UIN RM Said Surakarta, Prof.Dr.H.Toto Suharto dalam khotbah menyampaikan tentang penerapan Islam Moderat sesuai yang disampaikan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Indonesia.
Baca juga: Mantan Ketua MK ajak manfaatkan momen Lebaran untuk rekonsiliasi
Dia mengatakan puasa adalah memupuk keberagamaan moderasi agama. Moderasi ini, istilah cara pandang mengambil posisi adil atau di tengah antara paham yang ada di Indonesia.
Mengingat, moderasi praktek, tapi bukan cara agama. Karena agama, sudah moderat. Berikut, strategi kebudayaan Indonesia yang heterogen. Watak moderasi tidak ada kekerasan baik verbal maupun non verbal.
Pada puasa ini, kata dia, juga cinta Tanah Air dan kebangsaan tinggi. Seperti, hal ilmu fikih dalam berbuka menyesuaikan di tempat berbuka. Demikian jadwal sholat. Setidaknya ceramah mengangkat moderasi beragama hingga terkait budaya lokal. Antara agama dan budaya, sejatinya saling menguatkan.
Sementara itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka usai Sholat Idul Fitri mengatakan Sholat Idul Fitri di Balai Kota Surakarta berjalan dengan lancar.
"Acara kami lanjutkan open house di Rumah Dinas Loji Gandrung Solo. Terima kasih untuk media dan selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir batin. Pokoknya sehat selalu nanti yang mudik semoga dilancarkan perjalanannya," kata Gibran usai Sholat Idul Fitri.
Baca juga: Khatib: Lebaran bukan sekadar baju baru, tetapi peningkatan ketakwaan
Baca juga: Jusuf Kalla ajak Muslim lanjutkan ibadah yang baik usai Ramadhan
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024
Tags: