Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Pemeriksa Keuangan berupaya mengoptimalkan sistem audit elektronik dalam pemeriksaan yang selama ini efektif dan efisien membantu mencegah praktik korupsi kolusi dan nepotisme pada lembaga negara.

"Melalui sinergi nasional sistem informasi (SNSI) kami melaksanakan pemeriksaan dengan bantuan teknologi informasi (audit elektronik) sehingga lebih efisien dan efektif," kata Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Hadi Poernomo di Kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, melalui pemeriksaan berbasis audit elektronik atau "e-audit" BPK dapat mendorong peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

"Melalui "e-audit" akan mendukung optimalisasi penerimaan negara dan mendukung efisiensi dan efektifitas pengeluaran negara," katanya.

Ia mengatakan, dengan adanya pusat data SNSI dengan menggunakan "e-audit" tersebut terbukti mempermudah pemeriksaan dan mengurangi persinggungan langsung antara pemeriksa dan entitas.

"Pemeriksa bisa berjalan lebih cepat, lebih murah, dan lebih mudah. Jumlah data yang diperiksa juga bisa lebih banyak," katanya.

Pemanfaatan "e-audit", kata dia, dapat dicontohkan dalam pemeriksaan atas perjalanan dinas dengan menggunakan tiket pesawat terbang.

Beberapa kali pemeriksaan, kata dia, BPK telah mengungkapkan adanya penyimpangan belanja perjalanan dinas di beberapa entitas dengan nilai yang signifikan.

"Saat ini hanya dengan menghitung menit, pemeriksaan BPK bisa mengetahui kebenaran data perjalanan dinas dengan pesawat terbang, apakah fiktif, harganya dimanipulasi, atau dipalsukan tiketnya," katanya.

Ia mengatakan saat ini BPK telah melaksanakan pemeriksaan menggunakan "e-audit" dalam pemeriksaan atas Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP), Laporan Keuangan Kementerian dan Lembaga (LKKL), serta Lembaga Pengkajian Pembangunan Daerah (LKPD).
(KR-LQH/E001)