Ramallah (ANTARA) - Warga Palestina, Walid Daqqa (62), meninggal dunia pada Minggu (7/4), setelah 38 tahun mendekam di penjara Israel.

“Pemimpin dan tahanan Walid Daqqa, yang menderita kanker, menjadi martir di Rumah Sakit Assaf Harofeh (dekat Tel Aviv),” kata Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan serta Masyarakat Tahanan Palestina dalam pernyataan bersama.

Kematian Daqqa dikaitkan dengan kebijakan kelalaian medis yang disengaja yang dilakukan oleh administrasi penjara Israel terhadap tahanan yang sakit.

Daqqa berasal dari Baqa al-Gharbiyye, sebuah kota yang terletak di Israel--di perbatasan dengan Tepi Barat yang diduduki.

Ia telah dipenjara sejak 1986 atas tuduhan penculikan dan pembunuhan seorang tentara Israel pada tahun 1984.

Daqqa adalah salah satu warga tertua Palestina yang berada di penjara-penjara Israel.

Israel telah menahan sedikitnya 9.100 warga Palestina. Kondisi para tahanan dilaporkan semakin memburuk sejak perang di Jalur Gaza dimulai pada 7 Oktober tahun lalu, menurut organisasi Palestina yang peduli terhadap tahanan.

Israel melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok pejuang Palestina, Hamas.

Dalam serangan itu, sekitar 1.200 warga Palestina tewas.

Akibat serangan balasan Israel, kehancuran massal, dan kurangnya kebutuhan pokok, hampir 33.200 warga Palestina terbunuh dan 75.900 orang terluka.

Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza, menyebabkan penduduknya--khususnya penduduk Gaza utara--berada di ambang kelaparan.


Sumber: Anadolu

Baca juga: Pasukan Israel sengaja targetkan perempuan dan anak-anak Palestina
Baca juga: Israel tak akan setujui gencatan senjata tanpa pembebasan sandera
Baca juga: Lebih dari 600 ribu anak di Rafah kelaparan di tengah serangan Israel