Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta para menteri untuk mengawal arus mudik dan balik Lebaran 2024, dengan memastikan pelayanan terbaik bagi sekitar 193 juta pemudik tahun ini.

“Baik itu konotasinya banyak; satu merasa nyaman, kedua merasa aman. Setiap waktu saya ditelpon ‘Pak Menteri gimana?’ Jadi jangan berpikir Presiden tidak tahu tentang (kepadatan di) Pelabuhan Ciwandan dan antrean di Merak,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi seusai mendampingi Presiden Jokowi meninjau arus mudik di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin.

Kepada Presiden Jokowi, Budi memohon maaf atas kepadatan di Pelabuhan Merak yang disebutnya disebabkan naiknya jumlah pemudik hingga 65 persen yang menyeberang melalui laut, dan sebagian di antaranya tidak bertiket.

Baca juga: Menhub: Kecelakaan di Tol Cikampek akibat pengemudi tidak taat aturan

Atas arahan Presiden, Budi segera bergerak ke Pelabuhan Merak di Banten pada Minggu (7/4) untuk mengendalikan situasi, bekerja sama dengan Kakorlantas dan Polda setempat.

“Kami membuat grup (komunikasi) dan terus memantau dari jam ke jam, kalau ada sumbatan kami tangani. Seperti kemarin ada informasi cuaca buruk, ada stagnasi, setelah itu cepat dibuka. Pak Presiden dari hari ke hari selalu telpon (saya),” kata dia.

Baca juga: Menhub sanjung pemudik motor di Ciwandan karena paling mulus dan nurut

Sementara itu untuk angkutan kereta api, Budi menuturkan bahwa segala sesuatunya berjalan tertib dan terencana dengan baik.

“Tiket sudah diperoleh masyarakat, tidak terjadi penumpukan di sini,” ujarnya.

Ia menyebut pada mudik Lebaran tahun ini, sekitar 4,2 juta orang tercatat menggunakan moda kereta api. Penjualan tiket pun telah mencapai 99,98 persen dengan arus penumpang paling banyak tercatat di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, dan Stasiun Pasar Turi, Surabaya.

Baca juga: Kemenhub percepat laju kapal untuk urai antrean di Merak

Untuk sektor udara, Budi menjelaskan pemerintah telah memaksimalkan utilisasi pesawat terbang.

“Dengan 420 pesawat, kita bisa meningkatkan jumlah penumpang. Artinya perjalanan bertambah, kita membuka lapangan terbang lebih sore dan lebih malam,” kata dia.

Ia melaporkan kenaikan pergerakan orang mencapai 13 persen yang menggunakan jalur angkutan darat.

Menurut Budi, jalur darat yang paling menantang penanganannya adalah di Cipali, dengan rekor peningkatan pengguna jalan tol mencapai 23 persen per hari.