Jakarta (ANTARA News) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyatakan bencana banjir di Jakarta tidak bisa dihindari selama daerah aliran sungai (DAS) masih dipenuhi bangunan permukiman.

"Kejadian banjir semalam itu tidak bisa dihindari, Kali Pesanggrahan, Kali Ciliwung, daerah DAS itu pasti kena, karena orang-orang bangun rumah di daerah aliran sungai," kata Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Kamis.

Ahok menekankan seharusnya warga jangan lagi membangun bangunan di sekitar DAS guna mengurangi risiko banjir.

"Alam sungai memang begitu, di dalam isinya dikit, di luar ada lembah, itu memang sudah disesuaikan ukuran alaminya, jadi itu untuk ruang saat banjir. Cuma orang di Jakarta memang terlalu banyak, yang harusnya buat pembuangan air malah dikeringkan dibikin kios dan rumah, lalu banjir menyalahkan pemerintah," katanya.

Ahok mengatakan, untuk antisipasi banjir semua aparat sudah disiagakan. Termasuk aparat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

"Koordinasi penanganan banjir sudah dilakukan dari hulu ke hilir, sudah ada dari BPBD," katanya.

BPBD DKI Jakarta sebelumnya melaporkan titik genangan air di Jakarta semakin banyak.

Saat ini terdapat 34 titik genangan air, bertambah delapan titik dibanding Jumat (8/11) yang hanya 25 titik.

Bertambahnya titik tersebut dikarenakan intensitas curah hujan yang semakin tinggi dan banyaknya saluran air yang terhambat akibat jaringan kabel bawah tanah yang semrawut yang membuat sampah tersangkut dan akhirnya menyumbaat saluran air.

BPBD DKI Jakarta mencatat 34 titik genangan air itu antara lain di Jalan Raden Inten/Buaran arah Banjir Kanal Timur setinggi 30 cm, Jalan Jatiwaringin 10 cm, jalan dekat Rumah Sakit Abdi Waluyo 10 cm, jalan depan Kelurahan Setiabudi belakang Indofood Tower 25 cm, jalan fly over Antasari 20 cm, Jalan Agus Salim (Jalan Sabang) 10-30 cm