Pemimpin AS-Prancis dukung usul mengenai program nuklir Iran
14 November 2013 09:09 WIB
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton (kanan) dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif tiba untuk konferensi pers di akhir pembicaraan nuklir Iran di Jenewa, Minggu (10/11). (REUTERS/Jason Reed)
Washington (ANTARA News) - Presiden AS Barack Obama dan timpalannya dari Prancis Francois Hollande, Rabu (13/11), melalui telepon, membicarakan nuklir Iran, dan menyampaikan dukungan mereka bagi usul dari enam negara besar yang dikenal sebagai P5+1.
"Amerika Serikat dan Prancis sepenuhnya sepakat mengenai usul bersatu P5+1 kepada Iran dan pendekatan bagi perundingan tersebut," kata Gedung Putih di dalam satu pernyataan.
"Mereka menganggap usul P5+1 sebagai langkah bagus untuk meyakinkan masyarakat internasional bahwa program nuklir Iran benar-benar bertujuan damai," kata Gedung Putih, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.
Iran mengadakan pembicaraan intensif tiga hari di Jenewa, Swiss, pekan lalu dengan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China, Rusia ditambah Jerman. Dalam pembicaraan tersebut, negara besar itu mestinya menyepakati peredaan sanksi atas Iran sebagai imbalan bagi kesepakatannya untuk menghentikan kegiatan nuklirnya.
Iran menuduh keretakan di dalam tubuh negara besar, terutama desakan Prancis bagi sikap lebih keras terhadap program nuklir Iran, menjadi penyebab kegagalan ditandatanganinya kesepakatan.
Sementara itu, Amerika Serikat menuduh perunding Iran tak mampu menerima usul yang diajukan tanpa berkonsultasi dengan pemimpin mereka di dalam negeri.
Namun kedua pihak sepakat untuk bertemu lagi di Jenewa pada 20 November.
Obama juga membahas pembicaraan nuklir Iran dengan perdana Menteri Inggris David Cameron melalui telepon pada Selasa (12/11).
Pemerintah Obama mengumpulkan dukungan dari sekutunya, saat Israel dan anggota parlemen "hawkish" AS menentang kesepakatan dengan Iran sebelum Republik Islam tersebut sepenuhnya menghentikan program nuklirnya.
(Uu.C003)
"Amerika Serikat dan Prancis sepenuhnya sepakat mengenai usul bersatu P5+1 kepada Iran dan pendekatan bagi perundingan tersebut," kata Gedung Putih di dalam satu pernyataan.
"Mereka menganggap usul P5+1 sebagai langkah bagus untuk meyakinkan masyarakat internasional bahwa program nuklir Iran benar-benar bertujuan damai," kata Gedung Putih, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.
Iran mengadakan pembicaraan intensif tiga hari di Jenewa, Swiss, pekan lalu dengan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China, Rusia ditambah Jerman. Dalam pembicaraan tersebut, negara besar itu mestinya menyepakati peredaan sanksi atas Iran sebagai imbalan bagi kesepakatannya untuk menghentikan kegiatan nuklirnya.
Iran menuduh keretakan di dalam tubuh negara besar, terutama desakan Prancis bagi sikap lebih keras terhadap program nuklir Iran, menjadi penyebab kegagalan ditandatanganinya kesepakatan.
Sementara itu, Amerika Serikat menuduh perunding Iran tak mampu menerima usul yang diajukan tanpa berkonsultasi dengan pemimpin mereka di dalam negeri.
Namun kedua pihak sepakat untuk bertemu lagi di Jenewa pada 20 November.
Obama juga membahas pembicaraan nuklir Iran dengan perdana Menteri Inggris David Cameron melalui telepon pada Selasa (12/11).
Pemerintah Obama mengumpulkan dukungan dari sekutunya, saat Israel dan anggota parlemen "hawkish" AS menentang kesepakatan dengan Iran sebelum Republik Islam tersebut sepenuhnya menghentikan program nuklirnya.
(Uu.C003)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013
Tags: