China dan Rusia kembali menjadi anggota Dewan HAM PBB
13 November 2013 14:21 WIB
Seorang warga Tibet di pengasingan membakar dirinya dalam protes menentang kedatangan Presiden Cina (saat itu), Hu Jintao, ke India di New Delhi, Senin (26/3). Hu dijadwaljan menghadiri KTT BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan) di India pada Kamis (29/3). (REUTERS/Stringer)
Markas Besar PBB, New York (ANTARA News) - China, Rusia, Arab Saudi, dan Kuba memperoleh kursi-kursi di Dewan HAM PBB, kendatipun kecaman keras internasional atas catatan HAM mereka.
Majelis Umum PBB memilih 14 kursi bagi dewan yang memiliki 47 anggota yang memiliki kepentingan diplomatik meningkat karena perang saudara Suriah dan konflik-konflik lainnya.
Dewan, yang akan mulai bekerja 1 Januari, merupakan salah satu institusi PBB yang paling beragam anggotanya sejak dibentuk pada 2006.
Prancis dan Inggris kembali menjadi anggota badan yang berpusat di Jenewa itu. Afrika Selatan, Vietnam, Aljazair, Maroko, Namibia, Maladewa, Makedonia dan Mexico juga menduduki masa jabatan tiga tahun itu.
"Dengan kembalinya China, Rusia, Arab Saudi dan Kuba, para pembela HAM akan berkurang bagi mereka di Dewan HAM tahun depan," kata Peggy Hicks, direktur advokasi global untuk Human Rights Watch.
"Negara-negara yang benar-benar berkomitmen bagi memajukan hak asasi manusia perlu melipat gandakan usaha-usaha mereka mengenai masalah-masalah penting, seperti pertanggungjawab HAM di Sri Lanka, pelanggaran berat di Republik Afrika Tengah dan krisis yang terjadi sekarang di Suriah," katanya.
China sampai sekarang menekan kebebasan berorganisasi bagi anggota-anggota Falun Dafa alias Falun Gong dan tetap menyatakan Tibet sebagai wilayah sah mereka setelah menganeksasi pada dasawarsa '50-an.
Majelis Umum PBB memilih 14 kursi bagi dewan yang memiliki 47 anggota yang memiliki kepentingan diplomatik meningkat karena perang saudara Suriah dan konflik-konflik lainnya.
Dewan, yang akan mulai bekerja 1 Januari, merupakan salah satu institusi PBB yang paling beragam anggotanya sejak dibentuk pada 2006.
Prancis dan Inggris kembali menjadi anggota badan yang berpusat di Jenewa itu. Afrika Selatan, Vietnam, Aljazair, Maroko, Namibia, Maladewa, Makedonia dan Mexico juga menduduki masa jabatan tiga tahun itu.
"Dengan kembalinya China, Rusia, Arab Saudi dan Kuba, para pembela HAM akan berkurang bagi mereka di Dewan HAM tahun depan," kata Peggy Hicks, direktur advokasi global untuk Human Rights Watch.
"Negara-negara yang benar-benar berkomitmen bagi memajukan hak asasi manusia perlu melipat gandakan usaha-usaha mereka mengenai masalah-masalah penting, seperti pertanggungjawab HAM di Sri Lanka, pelanggaran berat di Republik Afrika Tengah dan krisis yang terjadi sekarang di Suriah," katanya.
China sampai sekarang menekan kebebasan berorganisasi bagi anggota-anggota Falun Dafa alias Falun Gong dan tetap menyatakan Tibet sebagai wilayah sah mereka setelah menganeksasi pada dasawarsa '50-an.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: