"Harga emas luar biasa melonjaknya, makanya imbasnya adalah jumlah pinjaman yang diberikan dari Pegadaian mengalami peningkatan. Kita sudah hitung sampai dengan triwulan satu ini saja kita year on year hampir menyentuh 17 persen. Animonya tinggi banget masyarakat," kata Eka kepada awak media di Jakarta, Jumat.
Eka mengatakan animo masyarakat untuk membeli atau mencicil emas juga tinggi karena di saat harga emas tinggi, masyarakat Indonesia cenderung membeli emas.
"Ada mindset di masyarakat kita kalau beli emas itu biasanya bukan nunggu kalau emasnya lagi jatuh tapi ketika emas itu lagi naik. Saya sudah membaca karakter nasabah kita," ujarnya.
Menurut dia, ada pola pikir di masyarakat bahwa jika membeli emas saat harga emas jatuh, maka makin lama harga emas akan semakin jatuh. Padahal, menurut Eka, fluktuasi harga emas yang cenderung menurun hanya berlangsung untuk jangka pendek. Sementara untuk fluktuasi jangka panjang, harga emas akan semakin naik.
Baca juga: PT Pegadaian berangkatkan 1.100 pemudik dari DKI Jakarta
"Saat ini kenapa sangat tinggi permintaan emas di Pegadaian, karena harga emasnya tinggi. Jadi begitu harga emas tinggi, kita (masyarakat) beli nih besok jangan-jangan makin naik lagi. Memang kelihatan sejak awal tahun itu naiknya terus begitu, bagus banget harga emas," tuturnya.
Dengan kondisi ketidakpastian perekonomian global saat ini, banyak masyarakat beralih ke aset emas, apalagi ditambah dengan kondisi bank sentral Amerika Ssrikat (AS) atau The Fed menahan suku bunga yang tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Ia memprediksi tren kenaikan harga emas masih akan berlangsung di tahun 2024 seiring dengan permintaan masyarakat yang tetap tinggi dan faktor ketidakpastian perekonomian global.
"Ketika permintaan emas banyak atau tinggi, otomatis nilainya makin tinggi. Kondisi ini diprediksi akan terus bagus di tahun ini. Makanya ini kesempatan buat beli emas," katanya.
Sebelumnya, PT Pegadaian mencatat laba bersih sebesar Rp3,2 triliun pada kuartal III-2023, tumbuh 35,52 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari capaian tahun 2022 sebesar Rp2,4 triliun.
Baca juga: Pegadaian berangkatkan 3.000 peserta mudik gratis mitigasi kecelakaanSementara itu, aset tumbuh sebesar 16,33 persen yoy, naik dari Rp69,4 triliun menjadi Rp80,7 triliun. Outstanding Loan (OSL) Gross menjadi komponen penyumbang terbesar untuk aset yang tumbuh sebesar 17,28 persen yoy dari Rp55,9 triliun menjadi Rp65,6 triliun.