Kepala BKKBN: Generasi muda Papua harus cerdas sambut Indonesia Emas
5 April 2024 15:53 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat mengisi kuliah umum bagi mahasiswa Program Studi Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jayapura, Kabupaten Nabire, Papua Tengah, Kamis (4/4/2024). ANTARA/HO-BKKBN/aa.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo mengatakan bahwa generasi muda di Papua harus cerdas untuk menyambut Indonesia Emas 2045.
"Anda harus maju, harus cerdas, dan Anda harus mencerdaskan keluarga yang nanti ada di lingkungan anda," katanya dalam siaran pers yang dikutip di Jakarta, Jumat.
Ia menyampaikan hal tersebut saat mengisi kuliah umum bagi mahasiswa Program Studi Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jayapura, Kabupaten Nabire, Papua Tengah, pada Kamis (4/4).
Menurutnya, untuk mencapai Indonesia Emas 2045, peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Provinsi Papua Tengah.
Dokter spesialis kebidanan dan ginekologi ini menyebutkan, peningkatan kualitas sumber daya manusia juga sangat terkait dengaan penurunan stunting, sehingga penting untuk menciptakan generasi yang berkualitas.
Baca juga: BKKBN optimalisasi bonus demografi melalui penyiapan SDM
"Keluarga berkualitas sebagai kunci sukses untuk menuju Indonesia Emas. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, bahwa untuk menuju Indonesia Emas 2045, sumber daya manusia Indonesia harus unggul," ucapnya.
Ia juga mengapresiasi Program Studi Keperawatan Nabire yang mayoritas mahasiswanya adalah putra/putri asli Papua Pedalaman dan Pegunungan, dengan jumlah mahasiswa mencapai hampir 80 persen.
"Mereka adalah penentu masa depan bangsa karena mereka akan memiliki anak kelak. Sehat dan cerdas atau tidaknya anak mereka kelak, akan ditentukan oleh mereka sendiri," tuturnya.
Adapun materi yang disampaikan Hasto dalam kuliah umum tersebut fokus pada delapan fungsi keluarga, utamanya masalah perceraian dan kesehatan reproduksi yang erat kaitannya dengan masalah stunting.
"Stunting menjadi penghambat perkembangan dan pertumbuhan anak yang akan berimplikasi pada kualitas sumber daya manusia. Untuk itu, generasi muda Papua Pegunungan Tengah perlu mencegah stunting sejak dini," kata dr. Hasto.
Baca juga: BNN berkomitmen berantas narkoba demi Indonesia Emas 2024
"Anda harus maju, harus cerdas, dan Anda harus mencerdaskan keluarga yang nanti ada di lingkungan anda," katanya dalam siaran pers yang dikutip di Jakarta, Jumat.
Ia menyampaikan hal tersebut saat mengisi kuliah umum bagi mahasiswa Program Studi Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jayapura, Kabupaten Nabire, Papua Tengah, pada Kamis (4/4).
Menurutnya, untuk mencapai Indonesia Emas 2045, peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Provinsi Papua Tengah.
Dokter spesialis kebidanan dan ginekologi ini menyebutkan, peningkatan kualitas sumber daya manusia juga sangat terkait dengaan penurunan stunting, sehingga penting untuk menciptakan generasi yang berkualitas.
Baca juga: BKKBN optimalisasi bonus demografi melalui penyiapan SDM
"Keluarga berkualitas sebagai kunci sukses untuk menuju Indonesia Emas. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, bahwa untuk menuju Indonesia Emas 2045, sumber daya manusia Indonesia harus unggul," ucapnya.
Ia juga mengapresiasi Program Studi Keperawatan Nabire yang mayoritas mahasiswanya adalah putra/putri asli Papua Pedalaman dan Pegunungan, dengan jumlah mahasiswa mencapai hampir 80 persen.
"Mereka adalah penentu masa depan bangsa karena mereka akan memiliki anak kelak. Sehat dan cerdas atau tidaknya anak mereka kelak, akan ditentukan oleh mereka sendiri," tuturnya.
Adapun materi yang disampaikan Hasto dalam kuliah umum tersebut fokus pada delapan fungsi keluarga, utamanya masalah perceraian dan kesehatan reproduksi yang erat kaitannya dengan masalah stunting.
"Stunting menjadi penghambat perkembangan dan pertumbuhan anak yang akan berimplikasi pada kualitas sumber daya manusia. Untuk itu, generasi muda Papua Pegunungan Tengah perlu mencegah stunting sejak dini," kata dr. Hasto.
Baca juga: BNN berkomitmen berantas narkoba demi Indonesia Emas 2024
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024
Tags: