Kemlu nyatakan tidak ada WNI korban topan Haiyan
12 November 2013 12:17 WIB
Puing mengapung di jalanan banjir saat angin kencang dan hujan terus membasahi gedung usai Topan Haiyan melanda kota Tacloban, provinsi Leyte dalam foto yang diambil dari rekaman video, Jumat (8/11). Topan super kategori lima membuat gelombang setinggi 4-5 meter di pulau Leyte dan Samar, dan berada di jalur membentuk jalan menuju wilayah liburan. (REUTERS/ABS-CBN via Reuters TV )
Jakarta (ANTARA News) - Tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) dilaporkan menjadi korban badai Haiyan yang melanda kawasan Utara negara kepulauan Filipina, Jumat (8/11).
Menurut informasi yang diterima ANTARA dari Direktur Informasi dan Media, Kementerian Luar Negeri RI, Siti Sofia, kebanyakan para WNI bertempat tinggal di kawasan Metro Manila, jadi tidak terlalu terkena dampaknya.
"Tercatat ada 30 mahasiswa Indonesia bertempat tinggal di kawasan Cebu, salah satu daerah yang terkena dampak parah dari badai tersebut," ujar Sofi di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan 16 dari ketiga puluh mahasiswa Indonesia tersebut sedang berlibur di tanah air, sedangkan sisanya dalam keadaan aman berdasarkan informasi yang diterima dari Kedutaan Besar RI (KBRI) Manila.
"Keempat belas mahasiswa tersebut dalam kondisi aman dan masih dalam pantauan KBRI Manila," tambah Sofi.
Jumlah WNI yang tinggal di Filipina berdasarkan catatan Kementerian Luar Negeri RI hingga saat ini tercatat sebanyak 6.451 orang.
Akibat topan Haiyan tersebut, diperkirakan sebanyak 10.000 orang meninggal dan ratusan penduduk kehilangan tempat tinggal.
Topan yang menerjang seluruh Filipina pada Jumat (8/11) merupakan salah satu topan paling kuat yang pernah terjadi sehingga meninggalkan jalur kerusakan di beberapa pulau di Filipina Tengah.
Daerah Tacloban yang berada di pinggir laut menjadi kota puing akibat keganasan topan tersebut.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi mengenai bantuan Indonesia dalam membantu pemerintah Filipina mengatasi bencana nasional ini, pihak Kemenlu masih menunggu koordinasi lebih lanjut dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), tambah Sofi.
Menurut informasi yang diterima ANTARA dari Direktur Informasi dan Media, Kementerian Luar Negeri RI, Siti Sofia, kebanyakan para WNI bertempat tinggal di kawasan Metro Manila, jadi tidak terlalu terkena dampaknya.
"Tercatat ada 30 mahasiswa Indonesia bertempat tinggal di kawasan Cebu, salah satu daerah yang terkena dampak parah dari badai tersebut," ujar Sofi di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan 16 dari ketiga puluh mahasiswa Indonesia tersebut sedang berlibur di tanah air, sedangkan sisanya dalam keadaan aman berdasarkan informasi yang diterima dari Kedutaan Besar RI (KBRI) Manila.
"Keempat belas mahasiswa tersebut dalam kondisi aman dan masih dalam pantauan KBRI Manila," tambah Sofi.
Jumlah WNI yang tinggal di Filipina berdasarkan catatan Kementerian Luar Negeri RI hingga saat ini tercatat sebanyak 6.451 orang.
Akibat topan Haiyan tersebut, diperkirakan sebanyak 10.000 orang meninggal dan ratusan penduduk kehilangan tempat tinggal.
Topan yang menerjang seluruh Filipina pada Jumat (8/11) merupakan salah satu topan paling kuat yang pernah terjadi sehingga meninggalkan jalur kerusakan di beberapa pulau di Filipina Tengah.
Daerah Tacloban yang berada di pinggir laut menjadi kota puing akibat keganasan topan tersebut.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi mengenai bantuan Indonesia dalam membantu pemerintah Filipina mengatasi bencana nasional ini, pihak Kemenlu masih menunggu koordinasi lebih lanjut dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), tambah Sofi.
Pewarta: Ageng Wibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013
Tags: