LPEI bantu 104 pelaku UKM perluas pasar ekspor di awal 2024
5 April 2024 14:53 WIB
LPEI menyelenggarakan Pelepasan Ekspor Bersama Negara Tujuan Ekspor: Amerika Serikat, di Magelang, Jateng, Senin (18/3/2024). ANTARA/HO-LPEI.
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank telah membantu 104 pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk mendapatkan pembeli (buyer) baru dari berbagai negara dengan kesepakatan nilai bisnis hingga Rp1 miliar.
LPEI mendorong berbagai produk Indonesia mulai dari fesyen, dekorasi rumah, perabotan, makanan dan minuman hingga komoditas rempah untuk mendunia.
Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Ilham Mustafa mengatakan dalam rentang Januari-Maret 2024, LPEI telah mengadakan 14 sesi business matching yang melibatkan lebih dari 500 pelaku UKM berorientasi ekspor dengan potensi buyer dari berbagai negara, termasuk Kanada, Belanda, Uni Emirat Arab, Jerman, hingga Australia.
"Kami berkolaborasi erat dengan atase perdagangan, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), asosiasi ekspor, Export Center Surabaya, serta diaspora Indonesia untuk memfasilitasi UKM dalam mengakses pasar global. Hal ini merupakan salah satu upaya LPEI dalam rangka mendukung pemerintah untuk meningkatkan ekspor nasional," ujar Ilham di Jakarta, Jumat.
Selain menghubungkan dengan calon pembeli internasional, LPEI juga memberikan pemahaman dan wawasan kepada pelaku UKM tentang identifikasi peluang bisnis baru serta pembentukan kerja sama yang berkelanjutan.
"Tujuan utama kami adalah memberdayakan pelaku UKM agar dapat bersaing secara global melalui ekspansi pasar luar negeri, sekaligus memperkaya pengalaman mereka dalam berinteraksi dengan buyer luar negeri," tambah Ilham.
Salah satu UKM yang mendapatkan buyer luar negeri ekspor adalah CV Sabila Multi Kreasindo yang memproduksi dekorasi rumahan dan kriya asal Magelang, Jawa Tengah.
CEO CV Sabila Multi Kreasindo Syarif Ihsanuddin mengatakan bahwa pihaknya berhasil mendapatkan pesanan dekorasi rumahan dengan volume satu kontainer berukuran 20 kaki (feet) ke Amerika Serikat.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada LPEI yang sudah memfasilitasi Business Matching dengan buyer dari Amerika Serikat sehingga produk kami terpilih dan menembus negara tersebut,” ujarnya.
Selain CV Sabila Multi Kreasindo, ada Unikayo, UKM asal kota Payakumbuh, Sumatera Barat yang juga berhasil mendorong produk rendang berani mendunia dalam business matching yang diselenggarakan oleh LPEI.
Laurencia De Richo sebagai pemilik bersyukur dapat bertemu dengan LPEI dengan pelatihan dan pendampingan yang diberikan dapat membantu produknya menembus pasar global.
Unikayo merupakan bisnis kuliner asal Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Produk utama Unikayo adalah bumbu rendang instan (rendang paste) dan produk turunan rendang saji dalam berbagai varian, seperti rendang sapi iris, rendang jamur tiram suir, dan rendang ikan tuna.
Dalam business matching tersebut, Unikayo mendapatkan pesanan pra pemesanan (pre-order/PO) 20 kilogram bumbu rendang instan (rendang paste) ke Selandia Baru.
“Kami bersyukur bisa bertemu LPEI yang dapat membina dan membimbing UKM untuk bisa ekspor. Saya merasakan sendiri bagaimana rasanya dimentori oleh praktisi ekspor yang berpengalaman, didampingi selama proses offering dengan calon buyer bahkan dibantu untuk dicarikan potensial buyer lainnya,” pungkas Laurencia.
Acara business matching ini juga dihadiri oleh perwakilan dari berbagai sektor industri, termasuk manufaktur, pertanian, teknologi, dan produk kreatif. Para peserta diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk memperluas jaringan bisnis mereka dan mengakselerasi pertumbuhan ekspor Indonesia di pasar global.
Baca juga: Pemerintah Indonesia fasilitasi penjajakan bisnis UKM di Arab Saudi
Baca juga: Kemendag fasilitasi ekspor perdana UKM binaan senilai Rp3,6 miliar
Baca juga: Pembiayaan LPEI bantu UKM gula kelapa tembus ekspor ke sepuluh negara
LPEI mendorong berbagai produk Indonesia mulai dari fesyen, dekorasi rumah, perabotan, makanan dan minuman hingga komoditas rempah untuk mendunia.
Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Ilham Mustafa mengatakan dalam rentang Januari-Maret 2024, LPEI telah mengadakan 14 sesi business matching yang melibatkan lebih dari 500 pelaku UKM berorientasi ekspor dengan potensi buyer dari berbagai negara, termasuk Kanada, Belanda, Uni Emirat Arab, Jerman, hingga Australia.
"Kami berkolaborasi erat dengan atase perdagangan, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), asosiasi ekspor, Export Center Surabaya, serta diaspora Indonesia untuk memfasilitasi UKM dalam mengakses pasar global. Hal ini merupakan salah satu upaya LPEI dalam rangka mendukung pemerintah untuk meningkatkan ekspor nasional," ujar Ilham di Jakarta, Jumat.
Selain menghubungkan dengan calon pembeli internasional, LPEI juga memberikan pemahaman dan wawasan kepada pelaku UKM tentang identifikasi peluang bisnis baru serta pembentukan kerja sama yang berkelanjutan.
"Tujuan utama kami adalah memberdayakan pelaku UKM agar dapat bersaing secara global melalui ekspansi pasar luar negeri, sekaligus memperkaya pengalaman mereka dalam berinteraksi dengan buyer luar negeri," tambah Ilham.
Salah satu UKM yang mendapatkan buyer luar negeri ekspor adalah CV Sabila Multi Kreasindo yang memproduksi dekorasi rumahan dan kriya asal Magelang, Jawa Tengah.
CEO CV Sabila Multi Kreasindo Syarif Ihsanuddin mengatakan bahwa pihaknya berhasil mendapatkan pesanan dekorasi rumahan dengan volume satu kontainer berukuran 20 kaki (feet) ke Amerika Serikat.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada LPEI yang sudah memfasilitasi Business Matching dengan buyer dari Amerika Serikat sehingga produk kami terpilih dan menembus negara tersebut,” ujarnya.
Selain CV Sabila Multi Kreasindo, ada Unikayo, UKM asal kota Payakumbuh, Sumatera Barat yang juga berhasil mendorong produk rendang berani mendunia dalam business matching yang diselenggarakan oleh LPEI.
Laurencia De Richo sebagai pemilik bersyukur dapat bertemu dengan LPEI dengan pelatihan dan pendampingan yang diberikan dapat membantu produknya menembus pasar global.
Unikayo merupakan bisnis kuliner asal Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Produk utama Unikayo adalah bumbu rendang instan (rendang paste) dan produk turunan rendang saji dalam berbagai varian, seperti rendang sapi iris, rendang jamur tiram suir, dan rendang ikan tuna.
Dalam business matching tersebut, Unikayo mendapatkan pesanan pra pemesanan (pre-order/PO) 20 kilogram bumbu rendang instan (rendang paste) ke Selandia Baru.
“Kami bersyukur bisa bertemu LPEI yang dapat membina dan membimbing UKM untuk bisa ekspor. Saya merasakan sendiri bagaimana rasanya dimentori oleh praktisi ekspor yang berpengalaman, didampingi selama proses offering dengan calon buyer bahkan dibantu untuk dicarikan potensial buyer lainnya,” pungkas Laurencia.
Acara business matching ini juga dihadiri oleh perwakilan dari berbagai sektor industri, termasuk manufaktur, pertanian, teknologi, dan produk kreatif. Para peserta diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk memperluas jaringan bisnis mereka dan mengakselerasi pertumbuhan ekspor Indonesia di pasar global.
Baca juga: Pemerintah Indonesia fasilitasi penjajakan bisnis UKM di Arab Saudi
Baca juga: Kemendag fasilitasi ekspor perdana UKM binaan senilai Rp3,6 miliar
Baca juga: Pembiayaan LPEI bantu UKM gula kelapa tembus ekspor ke sepuluh negara
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: