Jakarta (ANTARA) - Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik (SCPP) Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan fleksibilitas harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) di tingkat petani menjadi sebesar Rp6.000 per kilogram (kg), untuk memaksimalkan produksi beras dalam negeri.

“Fleksibilitas harga gabah dan beras yang saat ini berlaku memungkinkan kami untuk melakukan pengadaan dalam negeri secara optimal untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional,” kata Suyamto dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Suyamto menerangkan bahwa Bulog tengah memaksimalkan penyerapan gabah dan beras dalam negeri untuk kebutuhan persediaan cadangan beras pemerintah (CBP), guna memperkuat persediaan pangan nasional.

Baca juga: Bulog tidak berencana tambah kuota impor beras tahun ini

Menurut Suyamto, selain dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan, penyerapan gabah dan beras dalam negeri dalam masa fleksibilitas harga ini juga bertujuan untuk menyejahterakan petani melalui pembelian harga pangan pokok yang terjaga dengan baik.


Dia juga berharap selain untuk mencukupi stok beras nasional melalui pengadaan dalam negeri, petani juga mendapatkan harga pembelian yang baik oleh Bulog di masa adanya kebijakan fleksibilitas HPP gabah kering di tingkat petani.

“Pemenuhan stok nasional melalui pengadaan dalam negeri tentunya selalu menjadi prioritas Bulog,” kata Suyamto.

Baca juga: Bapanas pastikan jaga harga gabah di tingkat petani selama panen raya

Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelumnya memberlakukan fleksibilitas bagi Perum Bulog untuk HPP GKP di tingkat petani, menjadi Rp6.000 per kilogram (kg) dari yang sebelumnya Rp5.000 per kg.

Arief mengatakan kebijakan tersebut mulai diberlakukan sejak Rabu, 3 April hingga 30 Juni 2024, dengan tujuan Bulog dapat meningkatkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang berasal dari produksi dalam negeri.

Arif menambahkan, fleksibilitas HPP gabah dan beras yang diterapkan untuk Perum Bulog juga untuk gabah kering giling (GKG) di gudang Perum Bulog yang sebelumnya Rp6.300 per kg mengalami fleksibilitas menjadi Rp7.400 per kg.

Sementara itu HPP beras di gudang Perum Bulog dengan derajat sosoh minimal 95 persen, kadar air 14 persen, butir patah maksimal 20 persen, dan butir menir maksimal 2 persen yang sebelumnya Rp9.950 per kg difleksibelkan menjadi Rp11.000 per kg.

“Tentu dengan adanya fleksibilitas harga bagi Bulog ini akan menjadi safety net bagi para sedulur petani, agar harga dapat terjaga dengan baik. Tatkala produksi kian meningkat, tentu akan mempengaruhi harga,” ucap Arief.
​​

Menurut Arief fleksibilitas perlu diterapkan agar dapat terus menjaga harga yang baik dan wajar di tingkat produsen serta menimbang rata-rata harga di pasar telah berada di atas HPP gabah dan beras sebagaimana Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 6 Tahun 2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.