Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak melemah sebesar 76 poin menjadi Rp11.451 dibanding posisi sebelumnya (8/11) Rp11.375 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa mata uang rupiah cenderung melemah menjelang pidato petinggi bank sentral AS (the Fed).

"Dolar AS kembali mempertahankan penguatannya terhadap mayoritas mata uang dunia menjelang pidato petinggi the Fed di tengah sinyal pertumbuhan perekonomian AS sehingga memungkinkan untuk dilakukannya pengurangan stimulus keuangan," kata dia.

Ia menambahkan dampak dari berhentinya kegiatan (shutdown) pemerintah AS beberapa waktu lalu diperkirakan tidak signifikan terhadap ekonominya. Pertumbuhan 204.000 pekerjaan baru pada bulan lalu mengindikasikan terbatasnya dampak "shutdown" terhadap perekonomian AS.

"Kondisi itu cukup mengembalikan outlook AS," kata dia.

Analis PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong menambahkan pelemahan nilai tukar domestik tidak perlu terlalu dicemaskan dikarenakan volatilitasnya masih dapat dijaga.

"Jika fluktuasinya terlalu drastis tidak bagus dan rentan masuknya spekulan," katanya.

Menurut dia, kuncinya ada pada inflasi, apabila inflasi meningkat maka dapat membuat tekanan pada mata uang rupiah terhadap dolar AS lebih tajam.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.486 dibanding sebelumnya (8/11) di posisi Rp11.404 per dolar AS.