Jakarta (ANTARA) -
Dinas Kesehatan DKI Jakarta memetakan rumah sakit di Jakarta yang bisa memberikan layanan geriatri secara terpadu sekaligus menyiapkan sumber daya manusia guna menunjang layanan tersebut.

Layanan geriatri merupakan layanan pada pasien lanjut usia (lansia) dengan mengkaji semua aspek kesehatan berupa pencegahan, diagnosis, pencegahan dan rehabilitasi.
"Yang sudah mendekati (tersedia layanan geriatri terpadu), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu. Rumah sakit ini tipe B," ujar Pengelola Kesehatan Lansia Dinas Kesehatan DKI Jakarta Hendi Prasetyo di Jakarta, Kamis.

Dia menyebutkan, rumah sakit lain seperti RSUD Tarakan Jakarta dan RSUD Cengkareng juga dinilai memiliki potensi untuk memiliki layanan geriatri terpadu.

"Di Cengkareng dan RSUD Tarakan yang nanti memungkinkan karena di sana sudah ada dokter-dokter spesialis penyakit dalam. Memang targetnya dokter spesialis penyakit dalam konsultan geriatri," kata dia.

Dinas Kesehatan menargetkan setidaknya ada satu rumah sakit (RS) percontohan yang memiliki layanan geriatri terpadu di setiap Kota Administrasi Jakarta.

Baca juga: Perawat Geriatri: Lansia harus jaga kebutuhan cairan tubuh
Baca juga: RSUP Persahabatan hadirkan layanan Geriatri bagi lansia
Pengelola Kesehatan Lansia Dinas Kesehatan DKI Jakarta Hendi Prasetyo saat menghadiri sebuah acara kesehatan di Jakarta, Kamis (4/4/2024). (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
Dia mengakui rumah sakit di Jakarta yang memiliki layanan untuk geriatri secara terpadu masih sangat terbatas. Layanan terpadu ini dibutuhkan mengingat berbagai masalah kesehatan yang dapat melingkupi lansia, mulai dari gangguan penglihatan, pendengaran, nutrisi hingga mobilitas.
"Jadi layanan itu tidak hanya di tingkat Puskesmas atau layanan primer tetapi rumah sakit menyiapkan juga," kata dia.

Kemudian terkait masalah kesehatan lainnya pada lansia termasuk di DKI, Hendi
menyebutkan, osteoporosis. Yakni berkurangnya kepadatan tulang yang menyebabkan tulang menjadi keropos dan mudah retak atau patah sebagai salah satunya.

Menurut dia, hingga saat ini alat untuk pemeriksaan terkait osteoporosis belum tersedia di fasilitas kesehatan (faskes) terdekat dengan masyarakat, yakni Puskesmas.

Karena itu, Hendi berharap berbagai pihak termasuk Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI dan lainnya bisa bekerjasama untuk menyediakan alat yang bisa mengukur kepadatan tulang demi mendeteksi osteoporosis.