Jakarta (ANTARA News) - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan berpesan kepada para mahasiswa yang akan lulus kuliah agar lebih memilih berwiraswasta daripada berbondong-bondong mendaftar jadi pegawai.

"Saya dorong agar berubah pikiran, jangan semua jadi pegawai, mulailah berwirausaha sejak dini. Meskipun kecil-kecilan itu baik bagi negara," kata Dahlan seusai berorasi di acara Wisuda Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) 2013 di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, untuk menampung lulusan universitas dan tenaga kerja yang semakin bertambah setiap tahun, maka perekonomian nasional harus kuat dan dijaga agar terus tumbuh.

Tumbuhnya usaha-usaha baru, lanjut dia, justru akan memacu pertumbuhan ekonomi.

Menurut Dahlan, memulai usaha tidak perlu dengan modal besar, karena yang dibutuhkan adalah kemauan, sedangkan modal usaha bisa didapat dari tabungan pribadi atau bank yang menyediakan modal usaha bagi pemula.

"Ciri khas entrepreneur itu tidak manja. Saya pernah bertemu dengan sekelompok mahasiswa yang berwirausaha, sebanyak dua dari 17 orang mendapat modal dari orang tua, sedangkan yang 15 orang menggunakan tabungannya sendiri. Justru orang yang minta bantuan orang tua itu tidak bisa menjadi pengusaha," katanya.

Ia juga mengatakan, perusahaan-perusahaan milik negara selalu terbuka bagi mahasiswa yang ingin magang untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya sebagai bekal di dunia kerja.

Sebelumnya dalam orasi di depan ribuan mahasiswa , Menteri BUMN Dahlan Iskan berpesan agar selalu berpikiran positif dan optimis untuk meraih sukses, karena orang yang terus berpikiran negatif dan pesimis tidak akan bisa maju.

Dahlan yang tak sampai lima menit berada di panggung itu mengatakan, orang yang berpikiran negatif akan kehabisan energi dan pikirannya untuk hal yang tidak penting, begitu pula orang yang pesimis, tidak bisa melihat peluang.


Pecahkan masalah

Sementara itu, Rektor Uhamka Prof Dr Suyatno dalam sambutannya mengatakan, sekarang ini lulusan sarjana semakin ditantang kemampuannya dalam memecahkan masalah (problem solver) dan bukannya membuat masalah (trouble maker).

"Banyak sarjana menjadi beban sosial dan bangsa, karena kelompok pencari kerja sekarang adalah kalangan intelektual. Statistik makin mengkhawatirkan," katanya.

Ia menyebut ada tiga kategori mahasiswa, yakni yang berorientasi akademik murni, berorientasi ke sektor birokrasi dan berorientasi entrepreneuship.

"Tanpa entrepreneuship, dengan lapangan kerja yang terbatas membuat mereka yang nilainya A malah membawa ijasah mencari-cari kerja. Akhir-akhir ini dibuka lowongan kerja untuk PNS tapi peluang 10 kursi yang daftar 10 ribu. Ini membawa pertanyaan bahwa sarjana belum sepenuhnya entrepreneur," katanya.