Bengkulu (ANTARA News) - Ratusan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Model Kota Bengkulu berunjukrasa dengan mogok belajar, menuntut Kepala Sekolah menjelaskan penggunaan dana iuran yang dipungut dari siswa.

"Kami menuntut kepala sekolah menjelaskan penggunaan dana yang dipungut dari siswa karena banyak fasilitas yang tidak bisa digunakan," kata Ketua Osis MAN 1 Model Kota Bengkulu, Asmorojoyo kepada wartawan, di Kota Bengkulu, Senin.

Para siswa menggelar aksi diam dan duduk di lapangan sekolah, menyebabkan aktivitas belajar mengajar di sekolah itu terhenti total.

Dalam selebaran yang dibagikan pengurus Osis terdapat sejumlah iuran yang dipertanyakan penggunaannya antara lain iuran jaringan internet di mana setiap siswa dipungut Rp240.000 per orang untuk setahun.

Sementara koneksi internet di sekolah itu tidak dapat digunakan sejak 12 November 2012 hingga saat ini. "Sedangkan pembayaran dana untuk jaringan telkom sudah digelar sejak 11 sampai 13 Juli 2012," katanya.

Selain itu pelajar juga mempertanyakan penggunaan iuran e-learning dan website sebesar Rp50 ribu per orang, sedangkan para siswa tidak pernah belajar dengan sistem tersebut.

Para pelajar itu juga mempertanyakan dana cetak kartu pelajar sebesar Rp15 ribu dengan total anggaran Rp7,1 juta.

Menurut dia, jasa kebersihan dan lingkungan seharusnya ditanggung pihak sekolah dan sudah termasuk dalam uang komite para siswa.

Bagi siswa yang baru masuk ke sekolah itu dikenakan biaya Rp8 juta per orang dan dijanjikan fasilitas ruangan menggunakan AC dan setiap kelas terdapat alat infocus untuk menunjang belajar dan komputer.

"Padahal tidak ada AC dan infocus di tiap ruangan untuk belajar mengajar juga tidak ada," ujarnya.

Para siswa menuntut pihak sekolah menjelaskan penggunaan dana yang dipertanyakan tersebut. Saat ini, sejumlah perwakilan pelajar sedang berdialog dengan kepala sekolah.

Sementara itu, Kepala Sekolah MAN 1 Model Miswati mengatakan seluruh pungutan atau iuran dari pelajar tersebut sudah disetujui bersama Komite Sekolah.

"Selain itu masih banyak siswa yang belum membayar, jadi seharusnya tidak perlu demo seperti ini," katanya.