Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Sukarnoputri punya cerita tersendiri tentang penetapan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung partainya pada pemilihan kepala daerah DKI Jakarta tahun 2012.
Ia menuturkan kisah itu pada peluncuran buku politisi senior PDIP Sabam Sirait yang berjudul "Politik Itu Suci" di Jakarta, Minggu (10/11).
"Ketika saya menyandingkan dua orang ini, media kan nulisnya kan berlembar-lembar. Padahal ceritanya gampang saja kok. Kalau tidak percaya tanya sama yang kurus kering ini," kata putri Presiden Soekarno itu merujuk pada Jokowi.
"Jadi waktu itu ketika saya di Bali, saya telepon, 'Dik Jokowi di mana?"
"Ngapunten (maaf), saya di Solo. Kami ada tugas?," kata Megawati menirukan jawaban Jokowi saat itu.
Megawati lalu bertanya, "Dik tugasmu berat, mau enggak?"
"Saya lempar kamu ke Jakarta ya.." kata dia.
Menurut Megawati, awalnya Jokowi hanya diam mendengar pertanyaan itu.
Lalu dia berkata kepada Jokowi "Tidak ada diam, siap..." dan Jokowi menjawab, "Siap Bu..."
"Ya sudah sana diatur, bilang sama Sekjen (PDIP) supaya apa saja yang diperlukan untuk kamu tugas di Jakarta," kata Megawati setelah mendengar jawaban Jokowi.
Megawati lantas menelepon Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Tjahjo Kumolo dan mengatakan, "Sudah putus, nomor satu Jokowi".
"Jokowi Bu?" tanya Tjahjo.
Megawati tidak menjawab pertanyaan Tjahjo dan hanya mengatakan "Siapkan semuanya."
Saat Tjahjo menanyakan nama wakil yang akan mendampingi Jokowi, Megawati hanya menjawab "Sebentar" lalu menutup telepon.
"Saya mikir ini (Jokowi) orang Jowo, halus begitu ya. Sudah begitu kan marahnya suka dipendam. Mesti carinya orang yang rada preman ini," kata Megawati, yang disambut tawa para undangan.
Ia pun kembali menelepon Tjahjo untuk memberitahukan nama pendamping Jokowi dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
"Ingat enggak Ahok yang dulu di Bangka Belitung?" tanya Megawati kepada Tjahjo.
"Lho kok Ibu mengambilnya jauh sekali?" balas Tjahjo.
"Ya namanya Indonesia, mana saja boleh dong," jawab Megawati.
Setelah menetapkan partai akan mengusung Jokowi-Ahok dalam pemilihan pemimpin Ibu Kota, Megawati mengaku sempat ragu dengan pilihannya karena hasil-hasil survei menunjukkan pasangan itu belum dikenal masyarakat.
"Ini gara-gara kalian saya pilih yang kurus itu ya..? Ya sudah tidak apa-apa. Ayo kita kerja-kerja," kata Megawati kepada para pengurus Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Cabang (DPC) PDIP ketika itu.
Setelah melihat hasil-hasil survei berikutnya, menurut Megawati, sejumlah sukarelawan mendatangi dia untuk mendukung pencalonan Jokowi-Ahok.
Sambil merujuk Jokowi-Ahok yang duduk di kursi undangan, Mantan Presiden itu mengatakan, "Ya inilah jadinya, tapi keren tho? Suka enggak percaya sih sama Bu Mega."
Soal badan kurus Jokowi
"Saya selalu bilang kepada beliau, 'Dik, mbok digemukkan badannya itu lho'," kata Megawati tentang badan kurus Jokowi.
"Bagaimana seorang gubernur akan diyakini oleh rakyatnya ya, kalau badannya saja kurus kering lho. Mau mengatakan kesejahteraan, mana contohnya?" kata dia, yang langsung disambut tawa hadirin.
"Lha tapi memang dari Solo yang saya kenal ya begini. Padahal makannya ternyata banyak lho."
Jokowi, menurut dia, selalu bersedia dia ajak makan bersama dan menyebut makan sebagai urusan nomor satu.
Istri Taufiq Kiemas itu mengatakan, Jokowi juga selalu menghabiskan setiap nasi yang diberikan kepadanya.
"Saya bilang, 'lho kok tenane yo, iki kok koyo wong kere tenan iki' (Lho kok beneran ya, ini kok seperti orang miskin sungguhan ini). Maaf ya Gubernur, jangan tersinggung," kata Megawati kepada Jokowi.
Cerita Megawati tentang penyandingan Jokowi-Ahok
11 November 2013 07:05 WIB
Megawati Soekarnoputri mengaku menceritakan kisah Jokowi-Ahok sebagai penghibur bagi Sabam Sirait, yang sempat mengundur jadwal peluncuran bukunya karena Megawati tidak dapat datang. (ANTARA FOTO/Setwapres-Muchlis)
Oleh Imam Santoso
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013
Tags: