Mentan pacu Jawa Barat tingkatkan produktivitas pertanian
4 April 2024 14:50 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman (kedua kiri) meninjau pompanisasi di Desa Sumurbarang, Kecamatan Cibogo, Subang, Jawa Barat, Kamis (4/4/2024). ANTARA/HO-Humas Kementan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memacu pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) untuk meningkatkan produktivitas pertanian padi di daerah tersebut karena memiliki potensi lahan tanam seluas 343 ribu hektare.
“Kami beri kesempatan seluas luasnya kepada Bapak Gubernur dan seluruh bupati se-Jawa Barat, dua bulan ini berapa saja pompa yang dibutuhkan untuk upland, karena ada potensi 343 ribu hektare,” kata Mentan Amran di sela meninjau area sawah di Desa Sumurbarang, Kecamatan Cibogo, Subang, Jawa Barat, Kamis.
Dalam keterangan resmi di Jakarta, Mentan menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian siap memberikan bantuan pompa untuk mendorong pertanian di seluruh Jawa Barat. Bantuan akan diberikan melalui pemerintah setempat demi ketersediaan pangan di daerah tersebut juga memasok pangan nasional.
“Kalau ini bisa kita garap dengan baik, kita bisa meningkatkan produksi 2,5 juta ton dan nilainya Rp25 triliun dan bisa menjadi peningkatan pendapatan di sini,” ucap Amran.
Baca juga: Kementerian Pertanian tengah menangani turunnya produksi pertanian
Dalam peninjauan, Mentan juga melakukan pengecekan penggunaan pompanisasi di area persawahan Kabupaten Subang untuk meningkatkan produktivitas pertanian di daerah tersebut.
Ia menegaskan pompanisasi dipastikan dapat membantu petani untuk tetap berproduksi dan meningkatkan indeks pertanaman meski di tengah ancaman fenomena El Nino.
Amran menjelaskan tantangan iklim berpotensi menyulitkan petani untuk mengakses air dan seringkali menjadi hambatan petani untuk berproduksi, sehingga solusi cepat yang dilakukan yakni dengan pompanisasi.
Menurut dia, petani wajib diberi dukungan penuh untuk berproduksi, karena hidup dan matinya suatu bangsa tergantung pada ketersediaan pangan.
Air, pupuk, dan teknologi mekanisasi, katanya, menjadi aspek penting yang wajib untuk dipastikan ketersediaannya karena akan secara langsung mendukung aktivitas produksi petani di lapangan.
“Ini persoalan perut rakyat, mati hidupnya satu bangsa itu tergantung padai pangannya, itu juga pidato Bung Karno Presiden pertama kita pada tahun 1953, saat peletakan batu pertama Fakultas Pertanian yang sekarang IPB, jadi yang perlu kita pastikan agar pangan terjaga itu adalah air, pupuk, teknologi mekanisasi atau alat mesin pertaniannya,” beber Amran.
Baca juga: Mentan upayakan percepatan pengadaan alat mesin pertanian
Memasuki musim tanam berikutnya, Mentan Amran mengaku sedang gencar menyalurkan pompa ke wilayah sentra produksi khususnya di area Jawa.
Amran meyakini program pompanisasi tidak hanya efektif meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga terbukti memberi manfaat ekonomi bagi petani. Penggunaan pompanisasi memungkinkan petani untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air secara tepat dan efisien.
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengapresiasi program pompanisasi yang tengah digencarkan Mentan Amran, yang diyakini akan berdampak signifikan pada peningkatan produksi pertanian khususnya produksi padi di wilayahnya.
“Tentu kami menyambut baik tawaran Pak Mentan, dan Pak Kadis Pertanian akan langsung bekerja hari ini untuk berkoordinasi dengan seluruh kabupaten dan kota, dan tadi disampaikan bahwa tidak hanya untuk sawah tadah hujan, tetapi untuk menambah produksi secara keseluruhan. Jadi kami yakin tahun ini target (produksi padi Jabar) akan tercapai, bahkan melebihi,” kata Bey.
Baca juga: Mentan sebut lakukan tiga upaya guna tingkatkan pertanian Indonesia
Sementara itu, Penjabat Bupati Subang Imran mengatakan berdasarkan data Dinas Pertanian setempat daerah itu memiliki luas lahan 84.000 hektare, namun sebagian besar memiliki kendala irigasi sehingga hanya dapat menanam satu kali dalam setahun.
Oleh karena itu, Imran mengatakan melalui pompanisasi diharapkan dapat mengoptimalkan penanaman di wilayahnya menjadi dua bahkan tiga kali setahun.
“Dengan adanya ini, kami optimalkan sehingga mungkin petani tidak hanya sekali dalam satu tahun itu melakukan tanam dan panen, tapi bisa juga dua kali sampai dengan tiga kali,” ucap Imran.
“Kami beri kesempatan seluas luasnya kepada Bapak Gubernur dan seluruh bupati se-Jawa Barat, dua bulan ini berapa saja pompa yang dibutuhkan untuk upland, karena ada potensi 343 ribu hektare,” kata Mentan Amran di sela meninjau area sawah di Desa Sumurbarang, Kecamatan Cibogo, Subang, Jawa Barat, Kamis.
Dalam keterangan resmi di Jakarta, Mentan menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian siap memberikan bantuan pompa untuk mendorong pertanian di seluruh Jawa Barat. Bantuan akan diberikan melalui pemerintah setempat demi ketersediaan pangan di daerah tersebut juga memasok pangan nasional.
“Kalau ini bisa kita garap dengan baik, kita bisa meningkatkan produksi 2,5 juta ton dan nilainya Rp25 triliun dan bisa menjadi peningkatan pendapatan di sini,” ucap Amran.
Baca juga: Kementerian Pertanian tengah menangani turunnya produksi pertanian
Dalam peninjauan, Mentan juga melakukan pengecekan penggunaan pompanisasi di area persawahan Kabupaten Subang untuk meningkatkan produktivitas pertanian di daerah tersebut.
Ia menegaskan pompanisasi dipastikan dapat membantu petani untuk tetap berproduksi dan meningkatkan indeks pertanaman meski di tengah ancaman fenomena El Nino.
Amran menjelaskan tantangan iklim berpotensi menyulitkan petani untuk mengakses air dan seringkali menjadi hambatan petani untuk berproduksi, sehingga solusi cepat yang dilakukan yakni dengan pompanisasi.
Menurut dia, petani wajib diberi dukungan penuh untuk berproduksi, karena hidup dan matinya suatu bangsa tergantung pada ketersediaan pangan.
Air, pupuk, dan teknologi mekanisasi, katanya, menjadi aspek penting yang wajib untuk dipastikan ketersediaannya karena akan secara langsung mendukung aktivitas produksi petani di lapangan.
“Ini persoalan perut rakyat, mati hidupnya satu bangsa itu tergantung padai pangannya, itu juga pidato Bung Karno Presiden pertama kita pada tahun 1953, saat peletakan batu pertama Fakultas Pertanian yang sekarang IPB, jadi yang perlu kita pastikan agar pangan terjaga itu adalah air, pupuk, teknologi mekanisasi atau alat mesin pertaniannya,” beber Amran.
Baca juga: Mentan upayakan percepatan pengadaan alat mesin pertanian
Memasuki musim tanam berikutnya, Mentan Amran mengaku sedang gencar menyalurkan pompa ke wilayah sentra produksi khususnya di area Jawa.
Amran meyakini program pompanisasi tidak hanya efektif meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga terbukti memberi manfaat ekonomi bagi petani. Penggunaan pompanisasi memungkinkan petani untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air secara tepat dan efisien.
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengapresiasi program pompanisasi yang tengah digencarkan Mentan Amran, yang diyakini akan berdampak signifikan pada peningkatan produksi pertanian khususnya produksi padi di wilayahnya.
“Tentu kami menyambut baik tawaran Pak Mentan, dan Pak Kadis Pertanian akan langsung bekerja hari ini untuk berkoordinasi dengan seluruh kabupaten dan kota, dan tadi disampaikan bahwa tidak hanya untuk sawah tadah hujan, tetapi untuk menambah produksi secara keseluruhan. Jadi kami yakin tahun ini target (produksi padi Jabar) akan tercapai, bahkan melebihi,” kata Bey.
Baca juga: Mentan sebut lakukan tiga upaya guna tingkatkan pertanian Indonesia
Sementara itu, Penjabat Bupati Subang Imran mengatakan berdasarkan data Dinas Pertanian setempat daerah itu memiliki luas lahan 84.000 hektare, namun sebagian besar memiliki kendala irigasi sehingga hanya dapat menanam satu kali dalam setahun.
Oleh karena itu, Imran mengatakan melalui pompanisasi diharapkan dapat mengoptimalkan penanaman di wilayahnya menjadi dua bahkan tiga kali setahun.
“Dengan adanya ini, kami optimalkan sehingga mungkin petani tidak hanya sekali dalam satu tahun itu melakukan tanam dan panen, tapi bisa juga dua kali sampai dengan tiga kali,” ucap Imran.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024
Tags: