Kemenkominfo sebut Starlink mulai penuhi izin beroperasi di Indonesia
3 April 2024 21:21 WIB
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kemenkominfo Wayan Tony Supriyanto di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2024). (ANTARA/Livia Kristianti)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kemenkominfo Wayan Tony Supriyanto menyebutkan bahwa perusahaan penyedia jasa telekomunikasi asal Amerika Serikat, Starlink, sudah mulai memenuhi izin untuk beroperasi di Indonesia.
Menurut dia saat ini ada dua izin yang diajukan oleh Starlink di Indonesia, yaitu untuk penggunaan teknologi VSAT dan izin sebagai penyedia telekomunikasi atau Internet Service Provider (ISP).
"Starlink itu ada dua ya izinnya mengajukan untuk VSAT dan penyediaan internet. Untuk yang VSAT itu mereka sudah membangun hub dan semuanya dan stasiun perangkatnya sudah izin juga ke SDPPI," kata Wayan di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Rabu.
Baca juga: Kemenkominfo tegaskan kriteria mutlak ISP asing layani di Indonesia
Baca juga: Starlink belum peroleh izin beroperasi di RI
Sementara untuk izin sebagai penyedia jasa telekomunikasi saat ini menurut Wayan masih berproses untuk perjanjian kerja samanya.
Nantinya apabila semua itu terpenuhi maka Starlink Indonesia baru bisa menyediakan layanan kepada masyarakat selayaknya penyelenggara telekomunikasi lainnya di Indonesia.
Wayan menyebutkan juga bahwa Starlink Indonesia akan menggunakan skema penjualan Bussiness to Consumer atau B2C. Membahas Uji Laik Operasi (ULO).
Wayan menyebutkan besar kemungkinan Starlink bakal melakukannya setelah periode Lebaran 2024 selesai.
Untuk uji coba layanannya tersebut, diketahui selaras dengan pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi pada Kamis (21/3) bahwa Starlink bakal melakukannya di Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Prinsip Pemerintah Indonesia, kami tetap membuka bagi siapa pun untuk ikut dalam layanan, khususnya layanan telekomunikasi. Tapi yang pasti dia harus ikut, patuhi regulasi Indonesia. Misalnya NOC itu harus di Indonesia," katanya merujuk pada jaringan pusat operasi lokal (Network Operation Center/NOC).
Budi mengatakan NOC lokal penting dimiliki oleh ISP asing yang menyediakan layanan di Indonesia, agar nantinya Pemerintah yang bertugas menciptakan iklim industri sehat mampu melakukan pengawasan dan penegakan aturan yang penuh apabila ditemukan masalah.
"Pokoknya selama mereka NOC-nya di Indonesia, pemerintah punya alat untuk mendeteksi dan mengontrol berbagai konten negatif yang dimungkinkan dari penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia," kata Budi.
Baca juga: Kemkominfo pastikan hadirnya Starlink untungkan semua pihak
Baca juga: APJII dan ATSI beri usulan regulasi untuk Starlink di Indonesia
Baca juga: SpaceX luncurkan 23 satelit internet Starlink tambahan ke orbit
Menurut dia saat ini ada dua izin yang diajukan oleh Starlink di Indonesia, yaitu untuk penggunaan teknologi VSAT dan izin sebagai penyedia telekomunikasi atau Internet Service Provider (ISP).
"Starlink itu ada dua ya izinnya mengajukan untuk VSAT dan penyediaan internet. Untuk yang VSAT itu mereka sudah membangun hub dan semuanya dan stasiun perangkatnya sudah izin juga ke SDPPI," kata Wayan di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Rabu.
Baca juga: Kemenkominfo tegaskan kriteria mutlak ISP asing layani di Indonesia
Baca juga: Starlink belum peroleh izin beroperasi di RI
Sementara untuk izin sebagai penyedia jasa telekomunikasi saat ini menurut Wayan masih berproses untuk perjanjian kerja samanya.
Nantinya apabila semua itu terpenuhi maka Starlink Indonesia baru bisa menyediakan layanan kepada masyarakat selayaknya penyelenggara telekomunikasi lainnya di Indonesia.
Wayan menyebutkan juga bahwa Starlink Indonesia akan menggunakan skema penjualan Bussiness to Consumer atau B2C. Membahas Uji Laik Operasi (ULO).
Wayan menyebutkan besar kemungkinan Starlink bakal melakukannya setelah periode Lebaran 2024 selesai.
Untuk uji coba layanannya tersebut, diketahui selaras dengan pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi pada Kamis (21/3) bahwa Starlink bakal melakukannya di Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Prinsip Pemerintah Indonesia, kami tetap membuka bagi siapa pun untuk ikut dalam layanan, khususnya layanan telekomunikasi. Tapi yang pasti dia harus ikut, patuhi regulasi Indonesia. Misalnya NOC itu harus di Indonesia," katanya merujuk pada jaringan pusat operasi lokal (Network Operation Center/NOC).
Budi mengatakan NOC lokal penting dimiliki oleh ISP asing yang menyediakan layanan di Indonesia, agar nantinya Pemerintah yang bertugas menciptakan iklim industri sehat mampu melakukan pengawasan dan penegakan aturan yang penuh apabila ditemukan masalah.
"Pokoknya selama mereka NOC-nya di Indonesia, pemerintah punya alat untuk mendeteksi dan mengontrol berbagai konten negatif yang dimungkinkan dari penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia," kata Budi.
Baca juga: Kemkominfo pastikan hadirnya Starlink untungkan semua pihak
Baca juga: APJII dan ATSI beri usulan regulasi untuk Starlink di Indonesia
Baca juga: SpaceX luncurkan 23 satelit internet Starlink tambahan ke orbit
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024
Tags: